Mengenal Right Issue: Penambahan Modal Perusahaan

Para pemain saham tentu tidak asing dengan istilah right issue di kalangan investor saham. Penghimpunan dana yang dilakukan satu dan/atau beberapa perusahaan, dilakukan untuk menambah modal perusahaan untuk kegiatan bisnis. Biasanya perusahaan yang melakukan right issue untuk melakukan pengembangan produk barang dan jasa hingga meningkatkan nilai aset perusahaan.

Melalui cara ini, perusahaan yang ingin mendapatkan modal usaha tambahan, menawarkan satu saham baru per lembar saham ataupun sejumlah saham yang dimiliki para investor lama dengan harga di bawah harga yang sudah ada di market saat ini. Nah, agar lebih mudah, yuk simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini. 

Pengertian Right Issue

Dilansir dari laman Bursa Efek Indonesia, right issue adalah salah satu aksi korporasi untuk meningkatkan modal usaha suatu perusahaan. Perusahaan yang melakukan right issue  akan menerbitkan saham atau waran baru dan akan menawarkannya kepada pemegang saham lama (existing).

Istilah right issue kerap digunakan karena mengacu pada Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham lama. Bila existing investor tidak menggunakan hak (rights) maka new investor yang dikenal dengan istilah standby buyer akan mengambil rights tersebut.

Tidak ada paksaan apakah existing investor mau mengambil rights-nya atau tidak. Namun, bila investor tidak mengambil maka akan ada konsekuensi berupa penurunan presentase kepemilikan saham yang dikenal dengan dilusi portofolio. Dilusi merupakan jumlah lembar saham tidak berkurang sedangkan hanya persentasenya saja yang berkurang.

Baca juga: Mengenal Sinking Fund Beserta Fungsi dan Cara Kerjanya

Proses Right Issue

Right Issue diatur dalam POJK no. 14/POJK.04/2019 terkait Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan HMETD. Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat melakukan right issue dengan melakukan perbaikan laporan keuangan, diantaranya adalah:

  •       Perusahaan terbuka adalah bank menerima pinjaman dari Bank Indonesia (BI) atau lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 100% dari modal disetor, atau konsidis lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh n=instansi pemerintah yang berwenang
  •       Perusahaan terbuka selain bank harus mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai liabilitas lebih dari 80 % 
  •       Perusahaan terbuka yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan saat jatuh tempo pada pemberi pinjaman Penambahan modal yang dapat dilakukan maksimal sebesar 10 % dari jumlah saham keseluruhan. Perhitungan tersebut juga sudah mempertimbangkan efek dilusi bagi pemegang saham minoritas. 
  •       Pelaksanaan proses right issue biasanya diberikan sesuai dengan rasio. Misalnya apabila rasio yang diberikan adalah 1:2, maka pemegang satu lembar saham memperoleh dua hak untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan. Adapun harga saham baru yang terbit melalui proses right issue ini disebut harga right yang biasanya lebih rendah dari harga saham di pasaran kala itu. 

Tujuan Right Issue

Ada beberapa alasan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang melakukan aksi korporasi right issue:

  1. Mendapatkan Modal Tambahan Perusahaan

Perusahaan yang ingin melakukan right issue memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan tambahan modal usaha. Uang yang didapatkan dari right issue  biasanya digunakan perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis, pengembangan produk, atau melakukan akuisisi internal perusahaan.

Akuisisi internal ini diharapkan mampu menambah imbal hasil dalam sektor finansial perusahaan. Selain itu, bertambahnya modal yang didapatkan dari melakukan right issue adalah bertambahnya Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR).

  1. Membayar Hutang

Selain menambah modal usaha tambahan untuk kinerja perusahaan, right issue biasanya untuk membayar utang perusahaan yang telah jatuh tempo. Hal ini biasanya membuat beban perusahaan lebih ringan dan beban bunga terhadap laporan keuangan menjadi lebih sehat.

Jika perusahaan yang melakukan right issue bermaksud membayar utang perusahaan yang mendekati jatuh tempo, Anda sebagai investor patut waspada. Hal ini dikarenakan kondisi keuangan dengan beban utang yang besar pada perusahaan memiliki potensi loss dan merugikan investor.

  1. Mempertahankan Kekuatan Kontrol Terhadap Perusahaan

Investor yang berinvestasi pada perusahaan yang memiliki reputasi bagus dan laporan keuangan sehat perlu melakukan transaksi right issue. Sebab, hal ini bisa menjadi cara untuk mempertahankan kontrol terhadap suatu perusahaan. Transaksi right issue bisa membawa keuntungan yang besar bagi investor.

Investor yang memiliki hak atau prioritas yang besarannya didasarkan pada kepemilikan saham akan dapat mempertahankan posisinya pada perusahaan tersebut. Semakin besar saham yang dimiliki investor dalam suatu perusahaan, semakin besar pula keuntungan yang dijamin oleh perusahaan.

  1. Mencegah Kerugian

Jika pemilik saham mengalami dilusi atau pengurangan nilai kepemilikan saham, biasanya akibat pemilik saham lama menolak tawaran right issue. Jika kerugian terlampau besar, maka pengurangan ini perlu dicegah. Selain itu, jika perusahaan memiliki reputasi yang baik dan laporan keuangan yang sehat, ada baiknya dilusi dihindari.

Nah, itulah yang harus Anda ketahui bila Anda ingin menambah modal perusahaan dengan metode right issue. Jangan lupa Naikan omzet, lancarkan cashflow bisnis Anda dengan mengajukan pinjaman bisnis di Investree. Marjin mulai 1% per bulan, proses mudah dan transparan.

Referensi:

https://mediaindonesia.com/ekonomi/487929/mengenal-right-issue-saham-yang-sering-dilakukan-perusahaan-untuk-menambah-modal#:~:text=Dalam%20right%20issue%2C%20perusahaan%20menawarkan,tersebut%20ditawarkan%20ke%20investor%20lain.

https://www.mncsekuritas.id/pages/apa-itu-right-issue-saham