Pilih-Pilih Jenis Reksa Dana, Jangan Sampai Salah Pilih!

Pasti Anda sudah familiar dengan investasi reksa dana, bukan? Ya, reksa dana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Hampir mirip seperti peer-to-peer lending yang menghimpun dana dari para Lender, hanya saja pada reksa dana – dana investasi Anda akan ditujukan ke berbagai produk keuangan seperti saham, obligasi, dan deposito, bukan langsung ke Borrower. Reksa dana memang banyak dipilih karena dianggap bisa memfasilitasi masyarakat pemodal yang ingin berinvestasi tapi memiliki modal kecil dan tidak punya banyak waktu serta keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana dari tahun ke tahun terus meningkat. Tercatat sepanjang tahun 2020, ada kenaikan sebesar 79,66% menjadi 3,18 juta investor. Lalu, pada kuartal I 2021, angkanya bertambah lagi menjadi 4,17 juta investor. Tingginya minat masyarakat terhadap investasi yang satu ini, menuntut kita untuk lebih pintar dalam memilih jenis-jenisnya agar cuan maksimal. Nah, berikut Investree punya beberapa tipsnya untuk Anda. Simak yang di bawah ini, yuk!

Pilih yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda

Tujuan keuangan harus ditetapkan lebih dulu sebelum Anda melakukan investasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kenapa? Ya, menyesuaikan produk investasi yang dipilih sesuai kebutuhan dilakukan agar Anda dapat meminimalisir risiko investasi. Termasuk juga pada investasi reksa dana yang memiliki 4 jenis berbeda, Anda harus memilihnya sesuai kebutuhan.

Seperti bila Anda memiliki kebutuhan jangka panjang di atas 5 tahun, misal untuk dana pensiun atau biaya sekolah anak di perguruan tinggi – Anda bisa memilih jenis reksa dana saham. Ini karena fluktuasi profit reksa dana saham cenderung baru akan memberi hasil positif dalam jangka panjang. Sedangkan bagi Anda yang ingin sudah bisa memperoleh hasil positif dalam waktu satu sampai tiga tahun ke depan, Anda bisa memilih jenis reksa dana pasar uang/pendapatan tetap yang hasilnya lebih pasti. Serta, untuk kebutuhan jangka waktu menengah (4 – 5 tahun), Anda bisa memilih jenis reksa dana campuran yang menempatkan dana investasi Anda 50% ke instrumen saham dan sisanya ke surat utang (obligasi) atau pasar uang (deposito).

Sesuaikan dengan profil risiko masing-masing

Masing-masing investor memiliki profil risikonya sendiri sebagai sebuah prinsip. Ada investor yang cenderung lebih konservatif, yang lebih fokus melindungi modal awal sehingga toleransi terhadap risiko lebih rendah dan tidak masalah dengan imbal hasil investasi yang minim. Kebalikannya, ada tipe investor yang agresif, yang lebih berani menerima risiko dan memang mencari imbal hasil yang tinggi dalam jangka panjang. Balik lagi, sesuaikan pemilihan jenis reksa dana dengan profil risiko Anda sendiri. Jika Anda termasuk yang agresif, reksa dana saham lebih tepat untuk Anda. Serta, bila Anda cenderung lebih konservatif, reksa dana pasar uang pasti akan lebih cocok.

Pilih manajer investasi yang punya track record baik

Reksa dana adalah investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi sehingga Anda tidak perlu repot untuk turun langsung mengelola dana investasi. Manajer Investasi (MI) bisa berupa perusahaan atau perorangan yang telah mendapat izin usaha dari OJK untuk melakukan kegiatan usaha manajer investasi (mengelola aset investor seperti reksa dana). MI yang akan menginvestasikan dana investor ke dalam instrumen investasi saham/obligasi/pasar uang, hingga investor bisa mendapat imbal hasil maksimal. Sebagai contoh pada jenis reksa dana campuran, MI yang nantinya akan memutuskan persentase penempatan dana investasi Anda. Misal, MI akan menempatkan 50% ke saham, 30% ke obligasi, dan 20% ke deposito bagi investor yang menginginkan profit lebih besar dalam jangka waktu 5 tahun.

MI membuat keputusan penempatan dana investor berdasarkan analisa yang mereka lakukan. Sehingga bisa dibilang, kepiawaian MI dalam mengelola portofolio investor adalah kunci keberhasilan investasi reksa dana Anda. Jadi bila MI tidak memiliki pengalaman dan rekam jejak yang baik akan sulit memberi performa terbaik yang dapat memuaskan Anda. Biasanya MI akan melaporkan hasil investasi yang sudah dikelolanya. Nah, Anda dapat menilai track record MI dengan melihat nilai unit rata-rata investasi, jumlah unit yang dimiliki, harga dan juga persentase keuntungan investasi yang dikelolanya.

Pilih produk reksa dana yang sudah berumur

Sudah berumur? Maksudnya reksa dana yang sudah tua? Ya, ketika Anda berinvestasi di reksa dana, Anda akan diminta untuk memilih sendiri produk reksa dana yang diinginkan. Nah, sebaiknya Anda memilih produk reksa dana yang memiliki catatan sejarah lebih panjang. Biasanya produk reksa dana ini telah teruji kinerjanya bahkan dalam masa-masa sulit sekalipun. Anda akan mendapat gambaran lebih jelas terkait catatan performa (fluktuasi imbal hasil/profit) dari tahun ke tahun sebagai bahan penilaian Anda. Meski begitu, produk reksa dana yang sudah berumur biasanya cenderung memiliki harga yang cukup mahal karena sudah memiliki NAB (Nilai Aktiva Bersih) atau harga per unit yang tinggi. Jika Anda merasa kesulitan memilih mana produk reksa dana terbaik, Anda bisa meminta bantuan dari perencana keuangan dan rajin memperbarui informasi seputar situasi ekonomi terkini.

Pertimbangkan juga biaya-biaya yang harus dikeluarkan

Ada biaya yang harus dikeluarkan jika Anda memutuskan menggunakan produk investasi reksa dana, seperti biaya atau fee pembelian, penjualan dan biaya pengelolaan (management fee). Mengingat reksa dana akan dikelola oleh MI ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mereka melaporkan kepada Anda tentang nilai investasi reksa dana yang ada di bursa setiap harinya. Namun, biasanya tarif MI sudah dihitungkan dalam satu paket di dalam harga per unit reksa dana yang dibeli investor. Tidak hanya tarif MI, dalam satu paket tersebut juga sudah termasuk biaya operasional, biaya administrasi, pajak, dan biaya-biaya lain yang dikenakan sesuai kesepakatan. Ini yang akan menjadi pemasukan bagi perusahaan manajer investasi. Besarannya pun berbeda-beda disesuaikan dengan jenis reksa dananya. Seperti reksa dana pasar uang yang dikenakan management fee sebesar 0,40% – 1,00%. Sedangkan, reksa dana saham memberlakukan management fee sebesar 2,00% – 3,50%.

Nah, itu dia kelima tips memilih jenis reksa dana agar tujuan Anda berinvestasi dapat tercapai. Bagi Anda investor pemula bisa menjadikan reksa dana sebagai sarana untuk Anda belajar. Anda bisa membelinya melalui bank kustodian (seperti BNI, Mandiri, BCA), perusahaan sekuritas, atau melalui fintech seperti Investree. Anda bisa memulainya dengan modal kecil lebih dulu dan memilih jenis reksa dana yang paling aman, yaitu reksa dana pasar uang. Jika Anda sudah mulai paham cara kerja dan seluk-beluk tentang reksa dana, Anda bisa coba naik ke tingkat reksa dana campuran dan reksa dana saham. Selamat mencoba!

Referensi:

Bareksa. 13 Juni 2019. Empat Langkah Memilih Reksadana Terbaik: https://bit.ly/2U2l5Q1

Income Mastery Academy. Cara Memilih Reksadana Terbaik Bagi Pemula. Power of One Network: https://bit.ly/3vor7aN