Catat! Ini Jenis Modal Kerja Serta Cara Menghitungnya

Setelah Anda memahami pengertian modal kerja, tentu Anda ingin tahu apa saja jenis modal kerja dan bagaimana contohnya bukan? Sebab, modal kerja merupakan hal penting bagi Anda bila ingin membangun suatu bisnis agar bisa berjalan dengan lancar. Modal kerja tak harus selalu besar, namun ada baiknya cukup untuk siklus bisnis Anda ditambah dengan cadangan agar bisa menutupi jikalau ada kerugian.

Tak semua bisnis besar saja yang butuh modal kerja, UMKM pun butuh working capital. Untuk itu, penting bagi Anda untuk menyimak pembahasan berikut ini.

Jenis Modal Kerja


  1.     Variable Working Capital

Modal kerja jenis ini tidak menentu sejalan dengan kegiatan produksi dalam suatu bisnis. Jenis modal usaha ini jumlahnya akan selalu berubah-ubah seiring dengan kegiatan produksi dalam suatu perusahaan. Itulah sebabnya setiap perusahaan akan memiliki variabel working capital yang berbeda. 

Secara umum variabel working capital yang berlaku di perusahaan adalah

  • Emergency Working Capital:  Seperti namanya, penyebabnya terkadang tidak diketahui namun berhubungan dengan keadaan darurat.
  • Seasonal Working Capital: Modal kerja yang dipengaruhi fluktuasi musim sehingga terjadi perubahan.
  • Cyclical Working Capital: Perubahan modal suatu usaha yang disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. Fluktuasi konjungtur adalah periode meningkatnya kegiatan ekonomi.

  1.     Permanent Working Capital

Jenis modal kerja ini wajib dimiliki semua perusahaan untuk kegiatan bisnisnya dan berjalan sesuai fungsinya. Permanent working capital sendiri memiliki berbagai jenis, diantaranya.

  • Normal working capital : Persentase dari jumlah working capital suatu perusahaan yang dilakukan untuk perluasan produksi perusahaan secara normal.
  • Primary working capital : working capital yang wajib ada di suatu perusahaan sebagai jaminan kelancaran kontinuitas semua usaha yang dijalankan.

Cara Menghitung Modal Kerja

Working capital memiliki peran vital dalam dunia bisnis dan usaha, terutama dalam pengembangan produk dan peningkatan mutu bisnis. Dengan perhitungan yang tepat, modal kerja dapat melihat laba kotor, utang perusahaan, laba bersih, hingga keuntungan perusahaan. Inilah cara menghitung modal kerja. 

  1. Menghitung Aktiva Lancar

Aktiva lancar merupakan aset dalam sebuah perusahaan yang nilainya diubah dalam periode satu tahun menjadi uang tunai. Aktiva lancar tidak hanya berupa uang tunai melainkan dapat berupa pitutang dagang, persediaan dan biaya yang sudah dibayar dari produk dan jasa yang dipasarkan. Semua itu termasuk golongan akun jangka pendek. Dalam laporan perusahaan aktiva lancar biasanya ditampilkan pada laporan neraca keuangan.

Semua akun yang termasuk dalam golongan aktiva lancar kemudian dijumlahkan  hingga nominalnya ditemukan. Selanjutnya jumlahkan akun yang masuk pada keterangan uang tunai seperti kas,biaya yang dibayar dimuka, persediaan, piutang dagang dan akun lainnya. Kemudian jumlahkan kedua hasilnya untuk mendapat jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh ssuatu perusahaan.

Baca juga: Apa Itu Termin? Ini Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Jenisnya dalam Bisnis

  1. Menghitung Hutang Lancar

Kewajiban yang harus dibayar dalam batas waktu tertentu disebut sebagai hutang lancar. Dalam laporan neraca, akun hutang lancar perlu ditampilkan. Akun yang termasuk dalam golongan harta lancar yaitu hutang dagang, wesel bayar, dan hutang yang perlu dibayar.

  1. Menghitung Modal Kerja Bersih

Selanjutnya tahapan terakhir dalam perhitungan working capital bersih dengan menggunakan rumus umumnya yaitu mengurangkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Contohnya, PT Taudah memiliki kas lancar sebesar Rp 200.000.000 dan hutang perusahaan senilai Rp 44.653.000 dengan menggunakan rumus menghitung capital working, maka perusahaan tersebut memiliki working capital sebesar Rp 155.347.000 .

Contoh Menghitung Modal Kerja

Perusahaan yang memproduksi sepatu kulit “Jiayo” merencanakan untuk memproduksi dan menjual sepatu kulit sebanyak 62.000 unit per tahun. Sehingga dibutuhkan produksi 150 unit per hari (asumsi 30 hari kerja per bulan).

Setiap unit sepatu boots kulit membutuhkan 1 kg bahan baku kulit. Harga beli baku kulit per kg adalah Rp 14.000. Pembelian bahan baku selalu dilakukan secara tunai. Setelah dibeli sambil menunggu proses produksi, bahan baku di simpan di gudang selama 8 hari. Proses produksi membutuhkan waktu selama 6 hari. Penjualan travel bag dilakukan secara kredit dan baru dapat ditagih setelah 28 hari. Upah tenaga kerja langsung Rp 20.000 per unit. Biaya pemasaran dan administrasi sebesar Rp 5.000.000 per bulan.

Dari data di atas, hitunglah besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut. Perputaran Bahan Baku:

Penyimpanan Bahan Baku = 8 hari

Proses Produksi = 6 hari

Penagihan Piutang = 28 hari

Total = 42 hari 

Perputaran Upah Langsung:

Proses Produksi = 6 hari

Penagihan Piutang = 28 hari

Total = 34 hari

Pengeluaran Kas per Hari:

Bahan Baku = 150 x 1 kg x Rp 14.000= Rp 2.100.000

Upah Langsung = 150x Rp 20.000= Rp 3.000.000

Biaya Administrasi dan Pemasaran = 5.000.000/30= Rp. 166.666,7

Kebutuhan Modal Kerja per Siklus:

Bahan Baku = 42 hari x Rp 2.100.000 = Rp 88.200.000

Upah Langsung = 34 hari x Rp 3.000.000= Rp102.000.000

Biaya Administrasi dan Pemasaran= 34 hari x Rp 166.666,7= Rp5.666.667

Total= Rp 195.866.667

Dari perhitungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perusahaan tersebut harus menyediakan minimal Rp 195.866.667 dalam satu siklus bisnis. Cara menghitung modal kerja memang bisa dibilang tidak mudah, karena harus detail dan akurat agar tidak menyebabkan kerugian perusahaan.

Nah, jika ingin mendapatkan modal kerja untuk bisnis Anda, segera ajukan ke Investree. Naikkan omzet, lancarkan cashflow bisnis Anda dengan mengajukan pinjaman bisnis di Investree. Marjin mulai 1% per bulan, proses mudah dan transparan.