Ini Dia Penjelasan Lengkap Laporan Neraca Perusahaan Beserta Contohnya

Neraca keuangan adalah salah satu dari lima komponen laporan keuangan yang berfungsi menunjukkan posisi aset, modal, dan kewajiban perusahaan. Di dalam sebuah neraca, nominal aset perusahaan haruslah sama perhitungannya dengan akumulasi modal dan kewajiban. Neraca perusahaan dikatakan sehat apabila jumlah modalnya lebih besar dari kewajiban. Jika sebaliknya, itu berarti keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat. Fungsi lain dari laporan neraca adalah mengevaluasi kinerja perusahaan dalam satu periode terakhir dan juga berperan penting sebagai alat analisis likuiditas dan profitabilitas.

Lalu, bagaimana contoh laporan neraca yang sering digunakan perusahaan? Mari simak penjelasan berikut ini!

Komponen-komponen Laporan Neraca:

  • Aktiva

Komponen pertama laporan neraca adalah aktiva atau aset. Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan dengan nilai manfaat yang ada di kemudian hari seperti gedung, gudang, atau truk yang memiliki manfaat untuk perusahaan. Di dalam neraca, aktiva terbagi menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. 

  • Aktiva lancar adalah aset yang mudah dicairkan atau dialihkan bentuknya, misalnya uang kas, surat berharga, piutang, stok, dan biaya DP.
  • Aktiva tetap (aset tidak lancar) adalah aset yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk digunakan pada waktu yang panjang dan sulit atau tidak dapat dicairkan, misalnya tanah, gedung, mesin, hak cipta, paten, dan merek.
  • Liabilitas

Komponen berikutnya dalam laporan neraca adalah liabilitas, atau dikenal juga dengan kewajiban. Dalam neraca keuangan, liabilitas adalah jumlah terutang pada perusahaan pada suatu periode tertentu. Kewajiban atau liabilitas juga sama dengan utang dalam catatan akuntansi. Ada dua jenis liabilitas, yaitu hutang lancar dan hutang tidak lancar.

  • Hutang lancar atau current liabilities adalah suatu kewajiban dalam perusahaan untuk melakukan pembayaran dalam jangka pendek  atau tagihan yang periode pelunasannya di bawah satu tahun, misalnya tagihan listrik, biaya perawatan mesin rutin, pajak, dan gaji karyawan.
  • Hutang tidak lancar atau long term liabilities adalah kewajiban perusahaan dalam melakukan pembayaran yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, misalnya pinjaman jangka panjang, dana pensiun, dan sebagainya.
  • Ekuitas

Komponen terakhir laporan neraca adalah ekuitas atau modal. Seperti namanya, modal adalah sejumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan, baik dari pemilik maupun investor. Modal bisa bertambah atau juga berkurang setiap saat karena sangat bergantung pada pemilik perusahaan dan investor. Dalam laporan neraca keuangan, modal adalah selisih dari harta dan utang. Jika utang perusahaan lebih tinggi dari modal atau keuntungan maka perusahaan bisa mengalami kebangkrutan. Modal dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham disetor dan laba ditahan.

Contoh Laporan Neraca 

  • Laporan Neraca Bentuk Skontro

Neraca skontro biasa disebut dengan neraca bentuk T atau memanjang ke samping. Akun aktiva, liabilitas, dan ekuitas dipisahkan menjadi dua sisi dimana akun aset ada di lajur pertama paling kiri, diikuti dengan nominal, sedangkan akun liabilitas dan ekuitas beserta nominalnya ada di lajur kedua. 

Neraca skontro paling cocok digunakan usaha dengan jumlah akun sedikit (misalnya UMKM), karena bentuknya lebih ringkas. Berikut ini contoh neraca keuangan bentuk skontro yang dapat Anda gunakan:

 

  • Laporan Neraca Bentuk Staffel

Laporan neraca staffel memiliki bentuk memanjang ke bawah, dengan peletakan akun di sebelah kiri dan nominalnya di sebelah kanan. Akun aktiva, liabilitas, dan ekuitas diletakkan berurutan ke bawah, dan hanya dipisahkan dengan spasi. Neraca bentuk ini paling cocok digunakan perusahaan dengan jumlah akun banyak. Contoh neraca keuangan berbentuk staffel adalah seperti berikut:

Cara Membuat Neraca Keuangan

  1. Pastikan Laporan Laba/Rugi dan Laporan Perubahan Modal sudah disusun.
  2. Cari data aset lancar dan tidak lancar berikut nominal valuasinya, lalu jumlahkan.
  3. Setelah neraca bagian aktiva selesai, Anda bisa mulai menyusun neraca bagian liabilitas dan ekuitas. Pastikan perhitungan liabilitas dan ekuitas sesuai dengan jumlah aktiva Anda.
  4. Saat menghitung ekuitas, pastikan Anda sudah punya data berapa saham disetor dan laba ditahan yang ada per periode laporan ditutup. Saham disetor adalah pertambahan dana dari investor, sedangkan laba ditahan adalah laba sisa setelah diambil prive/dibagikan ke investor.
  5. Pastikan akun aktiva dan akun liabilitas + ekuitas punya angka sama persis. Jika tidak, cari di mana plus dan minusnya, kemudian ulang lagi perhitungan dari awal.

Itulah pembahasan lengkap mengenai contoh neraca keuangan dan cara membuatnya. Memahami cara membuat neraca keuangan akan sangat membantu untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan usaha Anda dalam satu periode terakhir agar terhindar dari resiko kebangkrutan. Jika nilai ekuitas atau modal usaha Anda belum sesuai dengan kebutuhan usaha, Anda dapat mengajukan pinjaman modal usaha di Investree. Dibandingkan lembaga keuangan konvensional, proses pengajuan pinjaman di Investree lebih fleksibel. Borrower (peminjam) memiliki kontrol penuh terhadap biaya pendanaan, tanpa paperwork, dan melibatkan keputusan yang lebih cepat. Investree juga menetapkan suku bunga yang bersaing terhadap setiap pinjaman. Pendaftaran sebagai borrower dapat diakses di sini: https://investr.ee/BlogBorrower.

Yuk, mulai kembangkan modal untuk bisnis Anda bersama Investree!