Cara Menghindari Siklus ?Gaji-ke-Gaji?

Siklus ‘gaji-ke-gaji’? Apa itu?

Percaya atau tidak, budaya menabung masyarakat Indonesia ternyata masih rendah, lho. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menabung. Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyebutkan, banyak orang berpendapat bahwa menabung bukanlah sebuah keharusan untuk masa depan. Ironisnya, hal tersebut berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tergolong tinggi.

Tak hanya di negara kita, di negara semakmur Amerika Serikat pun, data menyebutkan bahwa 62% penduduknya tidak memiliki simpanan atau tabungan darurat. Sebanyak 47% kepala keluarga juga sama sekali tidak menabung. Sementara 76%-nya menggantungkan beban pengeluaran pada gaji periode berikutnya—mengandalkan siklus ‘gaji-ke-gaji’. Siklus ‘gaji-ke-gaji’ adalah pemanfaatan upah harian, mingguan, atau bulanan untuk melakukan aktivitas konsumsi tanpa diikuti dengan penyisihan uang untuk kepentingan masa depan.

Coba tanyakan pada diri Anda: apakah Anda termasuk seseorang yang giat menjalankan siklus ‘gaji-ke-gaji’? Jika ya, inilah saat yang tepat untuk menghentikannya! Terapkan langkah-langkah sederhana berikut ini setiap harinya untuk mengubah kehidupan finansial Anda menjadi lebih baik. Sst… Siap untuk berubah?

Periksa anggaran dan pengeluaran Anda secara hati-hati
Jika Anda ingin menghindari atau bahkan menghentikan siklus ‘gaji-ke-gaji’, yang perlu Anda lakukan adalah mempraktikkan hal-hal berikut ini. Pertama, lacak pengeluaran serta evaluasi kemana perginya uang yang Anda miliki dalam jangka waktu tertentu. Apakah ada yang mengejutkan? Anda tentu tahu, kan, berapa nominal uang yang Anda habiskan, dan untuk apa?

Dari situ, eleminasi beberapa pengeluaran atau biaya belanja. Pahamilah bahwa tidak akan cukup bila terus menerus mengikuti kemauan—Anda harus bisa hidup sejauh mungkin dari kemauan Anda. Oleh karena itu, mulailah untuk mengurangi pengeluaran untuk kategori ‘keinginan’ seperti shopping, hiburan, dan makan di luar. Berikan anggaran Anda ruang untuk bernafas, ya.

Jujurlah pada kemampuan diri dan keuangan Anda
Banyak orang berjuang menghadapi tagihan kartu kredit yang menggunung atau pinjaman pendidikan berbunga tinggi. Tidak ada yang bisa menyangkal hal tersebut. Namun, ada kenyataan lain yang harus dihadapi: banyak orang dengan masalah keuangan yang timbul akibat perbuatan mereka sendiri. Sadar atau tidak, tingkat konsumsi yang tak terkendali membuat Anda menghabiskan uang lebih banyak, jauh dari yang Anda butuhkan untuk hidup cukup dan nyaman.

Lantas, bagaimana hidup Anda akan berubah jika Anda berkomitmen untuk hidup lebih baik dengan mengurangi keinginan yang tidak penting? Akankah gaji yang Anda miliki go further jika Anda mau belajar mengurangi pengeluaran? Anda bisa mendapatkan jawabannya setelah mengambil tindakan sekaligus mengamati kebiasaan pengeluaran dan situasi finansial Anda. Hal tersebut dapat membantu Anda memahami bahwa kekayaan materi tidak akan selalu membuat Anda bahagia. Lebih baik, investasikan pada hubungan dan pengalaman hidup Anda.

Berbekal pengetahuan ini, Anda dapat menyetop siklus ‘gaji-ke-gaji’ dengan memperbarui prioritas dan nilai-nilai dalam kehidupan Anda, termasuk hal-hal yang hanya memerlukan pengeluaran secukupnya.

Ambil manfaat dari kesempatan Anda
Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu di depan televisi selama 5 jam per hari—jumlah waktu yang menakjubkan untuk hanya dihabiskan dengan duduk dan diam, melekatkan mata pada layar kaca. Saat relaksasi dan bermain (dianggap) sangat dibutuhkan untuk kehidupan yang sehat, sebenarnya, ada hal lain yang dapat dilakukan dalam menyeimbangkan hidup.

Coba Anda tanyakan pada diri sendiri: berapa jumlah TV yang terpasang di rumah Anda? Berapa jumlah mobil yang Anda miliki? Berapa jumlah pasang sepatu dan baju mewah yang memenuhi lemari Anda? Dan… Apa kaitannya dengan siklus ‘gaji-ke-gaji’?

Fakta di atas menunjukkan bahwa kita seringkali menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat bagi kehidupan kita. Bagaimana jika Anda menggunakan waktu menonton televisi 2 hingga 5 jam untuk memonetisasi pengetahuan—mengembangkan alur pemasukan Anda? Atau, bagaimana jika Anda menginvestasikan diri Anda dengan mempelajari sesuatu yang baru? Siapa tahu Anda mendapatkan kenaikan gaji di kantor dengan skill set yang telah diperbarui.

Saat Anda berhenti memikirkannya, kita semua memiliki kesempatan untuk memperbaiki pemahaman terhadap keuangan kita. Semuanya dimulai dengan bertanya kepada diri sendiri tentang uang dan menjawabnya dengan menggunakan pengetahuan tersebut untuk membuat perencanaan demi mencapai tujuan finansial Anda.

Jadi, lemparkan pertanyaan yang sulit pada diri Anda. Tantang norma-norma yang berlaku. Keluar dari zona nyaman, dan katakan ‘hai!’ pada prioritas Anda. Siapa pun, termasuk Anda, memiliki kekuatan untuk mengubah keuangan pribadi dengan beraksi dan membuat perubahan seperti yang diinginkan. Start now and good luck!

Dirangkum dari:
How to Break the Paycheck-to-Paycheck Cycle oleh Kali Hawlk