Setiap investor atau lender baru pasti punya pertanyaan besar yang sama, “Pinjaman dengan grade apa yang harus saya pilih untuk berinvestasi?” Hal ini sangat penting untuk ditanyakan karena jawabannya berpengaruh besar terhadap keseluruhan pengalaman berinvestasi kita. Mereka yang memilih grade rendah akan memiliki investasi yang lebih aman namun menghasilkan pengembalian yang lebih rendah dari rata-rata. Sedangkan mereka yang memilih grade tinggi akan memiliki investasi yang lebih berisiko – cenderung dinamis namun menghasilkan pengembalian yang lebih ‘seksi’ alias tinggi.
Jadi, grade atau peringkat mana yang terbaik? Jawabannya adalah: tergantung kondisi dan harapan pribadi Anda, dan setiap orang berbeda. Situasi-kondisi dan harapan lender akan menjadi faktor pendorong mereka dalam menentukan pilihan terbaik dari opsi grade pinjaman yang ada sehingga mampu menguntungkan mereka secara spesifik.
Di artikel ini, kita akan mengeksplorasi hubungan antara grade pinjaman dengan toleransi risiko dalam peer-to-peer (P2P) lending. Tujuannya agar Anda dapat mengidentifikasi toleransi risiko khususnya dalam berinvestasi di P2P lending platform. Mari simak!
Risiko dan pengembalian sebagai universal truth
Konsep toleransi risiko oleh lender cukup mudah, kok, untuk dipahami. Di belahan dunia mana pun Anda melakukan investasi, pasti ada pertukaran atau tradeoff antara risiko dan pengembalian, di mana risiko berarti kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari investasi dan pengembalian berarti potensi keuntungan atau menghasilkan uang dari investasi.
Sebagai contoh, semakin tinggi risiko yang Anda ambil, semakin besar kesempatan Anda untuk memperoleh pengembalian atau keuntungan yang menarik. Tapi ingat, peluang Anda untuk mengalami kejadian tidak menyenangkan seperti peminjam telat atau gagal bayar juga semakin tinggi, lho… Simak diagram di bawah ini untuk lebih memahami hubungan tersebut. Titik di mana Anda berada, itulah yang disebut dengan toleransi risiko atau kemampuan Anda dalam mentoleransi investasi yang berisiko.
Beberapa orang mempunyai toleransi risiko yang rendah. Hal itu disebabkan karena, secara subjektif, mereka merasa harus melindungi apa yang mereka miliki termasuk tabungan dan investasi, sehingga kehilangan uang bisa menjadi kemunduran besar. Ada juga yang lebih memilih untuk mengambil sedikit risiko, itu artinya mereka memiliki toleransi risiko yang lebih besar. Jika mereka kehilangan uang dalam investasinya, mereka akan menganggapnya sebagai suatu hal yang ‘nggak buruk-buruk amat’.
Risiko dan pengembalian di Investree
Melalui sistem credit-scoring yang modern, Investree menentukan grade dan rate untuk setiap pinjaman yang ditawarkan di marketplace. Grade adalah peringkat pinjaman (A1++ s.d. C3), sedangkan rate adalah tingkat bunga yang harus dibayarkan kembali oleh peminjam atau borrower bersamaan dengan pinjaman mereka (12% s.d. 20%). Sebagai contoh, borrower yang mendapatkan rate terrendah 12% untuk pinjaman yang mereka ajukan, biasanya mempunyai riwayat kredit baik dan selalu mengembalikan pinjamannya tepat waktu. Karena itu, mereka mendapatkan grade terbaik A1++.
Di Investree sendiri terdapat 11 peringkat risiko untuk pinjaman yang diajukan oleh borrower, dengan A1++ sebagai yang terrendah dan C3 sebagai yang tertinggi. Dalam berinvestasi P2P lending, toleransi risiko kita bergantung pada grade pinjaman yang akan kita danai. Yuk, cek tabel peringkat risiko pinjaman Investree di bawah ini!
Pada akhirnya, grade dalam pinjaman P2P lending mengindikasikan risiko seperti bagaimana pinjaman dengan grade A dapat memberikan rasa aman bagi borrower yang ingin uangnya pasti kembali ketika berinvestasi. Sedangkan grade pinjaman berfungsi untuk memberitahu lender tentang potensi pengembalian dari setiap pinjaman.
Jadi, sudah tahu mau mendanai pinjaman yang mana? Jangan lupa untuk selalu mendiversifikasikan portofolio Anda, ya.