Fintech Dorong Digitalisasi, Bantu Koperasi Tetap Kekinian

Pemanfaatan teknologi selain mampu mempermudah dan mempercepat terjadinya transaksi, juga mampu menjangkau masyarakat unbanked yang selama ini tidak dapat mengakses layanan perbankan. Menurut Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi dilansir dari Republika.co.id, 50% dari populasi di negara ASEAN-6 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) merupakan populasi unbanked. Itu mengapa, agar dampak dari hadirnya fintech bisa dirasakan lebih menyeluruh, perlu adanya strategi digitalisasi. 

Seperti kerja sama koperasi dengan fintech dapat makin mempermudah tujuan menyentuh masyarakat di level unbanked. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah koperasi di Indonesia juga terbilang banyak, ada 127.846 yang perannya masih bisa dimaksimalkan. Lalu, apa saja peran fintech dalam mendigitalisasi koperasi agar fungsinya lebih maksimal dan kaya inovasi? Berikut Investree punya ulasannya. Simak, yuk!   

Bantu koperasi gaet masyarakat untuk nabung digital

Dukungan pemerintah melalui Kemenkop UKM ditunjukkan dengan mengadaptasi layanan keuangan berbasis digital bagi koperasi secara gratis menggunakan aplikasi. Layanan ini akan membuat koperasi saling terhubung dalam satu jaringan koperasi, perbankan, dan pembayaran payment point online banking. Sehingga masyarakat dapat mengakses layanan simpan-pinjam dari koperasi secara online.

Kerja sama dengan fintech ini diharap mampu membuat para anggotanya jadi lebih mudah dan transparan ketika ingin menyimpan uangnya di koperasi. Mereka juga bisa melakukannya dengan lebih fleksibel secara online dan memunculkan kepercayaan agar menjadi pilihan yang setara dengan layanan perbankan. Para anggota koperasi juga dapat melakukan transaksi keuangan lain secara online, seperti transfer antar bank, pembelian token listrik, sampai membayar tagihan.       

Digitalisasi koperasi dengan membangun ekosistem digital

Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) yang didirikan pada 28 Desember 2021 bertujuan mewujudkan ekosistem koperasi digital yang sehat, komprehensif, dan terintegrasi. Ekosistem ini nantinya berguna sebagai landasan bagi pertumbuhan digitalisasi koperasi di Indonesia. Salah satu program yang dijalankan ANKI, yaitu pendidikan dan sertifikasi bagi para pendiri, pengawas, pengurus, dan pengelola koperasi agar mereka paham betul cara mengembangkan koperasi di ranah digital. Asosiasi ini juga menyediakan infrastruktur teknologi informasi dan platform yang siap pakai, cepat, aman, nyaman, dan efektif dari segi biaya sebagai tujuan untuk mendukung terwujudnya digitalisasi koperasi.

Tak hanya itu, kerja sama dengan perusahaan fintech pun dilakukan untuk percepatan digitalisasi koperasi serta inklusi keuangan di Indonesia. Harapannya, masyarakat unbanked tetap bisa merasakan kemudahan layanan keuangan di era digital yang difasilitasi oleh koperasi. Kenapa? Ya, karena koperasi juga punya peran meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan anggotanya, serta penduduk yang tinggal di sekitar lingkungan koperasi tersebut.       

Investree gandeng koperasi Gramindo dukung bisnis super mikro

Tahukah Anda kalau sejak 2020 Investree bekerja sama dengan Gramindo? Sebuah koperasi jasa dengan unit usaha simpan pinjam, Gramindo Berkah Madani, fokus menyalurkan pembiayaan super mikro yang didominasi oleh usaha milik perempuan. Kerja sama ini memungkinkan Investree untuk menyalurkan permodalan kepada nasabah yang karakternya berkelompok, dan tanpa akses ke bank (unbanked). Anggota Gramindo melakukan pinjaman dengan prinsip “tanggung renteng”, dimana risiko pinjaman ditanggung bersama oleh kelompok. Ketika salah satu dari mereka ada yang tidak bisa membayar angsuran, kelompok tersebut yang akan menanggungnya bersama dengan membuka amplop tanggung renteng.

Semua pengajuan pinjaman bagi anggota Gramindo dilakukan secara online melalui platform Investree sehingga bisa dilakukan dengan mudah, cepat, dan fleksibel. Maksimal pembiayaan per pengajuan adalah Rp20 juta, yang akan dicairkan secara tunai dengan wajib datang berkelompok dan menyetujui skema “tanggung renteng”. Kolaborasi ini bertujuan mewujudkan inklusi keuangan dengan menyasar segmen unbanked yang lebih luas, memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam penyaluran modal usaha, dan meningkatkan pemberdayaan UMKM. Hingga tahun 2022, Investree telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp50,9 miliar melalui Gramindo kepada 12.245 anggotanya yang merupakan perempuan pemilik usaha mikro.

Pada perayaan Hari Koperasi Nasional ke-75 tanggal 12 Juli lalu, Menteri Koperasi dan UKM juga menyebut struktur ekonomi Indonesia didominasi oleh usaha mikro (beromzet di bawah Rp2 miliar per tahun) yang mencapai 97%. Itu mengapa koperasi punya potensi untuk mengagregasi usaha kecil tersebut masuk ke skala ekonomi yang lebih besar melalui dukungan teknologi. Hal itu juga yang sedang diupayakan Investree bersama Gramindo, seperti cerita dalam video di sini. Harapannya, kami bisa membawadampak yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia dan mendorong koperasi bisa mencapai target kontribusi terhadap PDB 2022 sebesar 6,2%. Keren, bukan? Koperasi tetap kekinian, bisa!

Referensi:

Friska Yolandha. 7 April 2022. 50 Persen Populasi di Negara ASEAN-6 Adalah Unbanked Population. Republika.co.id: https://bit.ly/3aAaKDM 

Euis Rita Hartati. 30 Desember 2021. Asosiasi Neo Koperasi Indonesia Dukung Digitalisasi Koperasi. Investor.id: https://bit.ly/3aCOMQo  

Setiawan Adiwijaya. 10 Januari 2017. Kemenkop: Koperasi Bisa Manfaatkan Layanan Fintech Gratis. Tempo.co: https://bit.ly/3z42p4B 

Ayu Rachmaningtyas. 13 Juli 2022. Peringati Hari Koperasi Nasional, Menkop UKM Tekankan Penguatan Ekosistem Kelembagaan Koperasi. Wartaekonomi.co.id: https://bit.ly/3ASfP4S