Sebagai pengusaha, hampir pasti setiap tahunnya akan mencari strategi agar usaha atau bisnisnya dapat terus bertumbuh. Berbagai strategi kerap dilakukan, salah satunya terdapat dalam matriks berikut ini.
Ansoff’s Growth Matrix adalah kerangka kerja sederhana namun sangat berguna yang memungkinkan Anda mengidentifikasi strategi pertumbuhan bisnis, dengan berbagai pendekatan dan tingkat risiko. Matriks Ansoff mencakup bidang-bidang berikut.
Jenis Strategi |
Apa yang dilakukan? | Risiko |
Penetrasi pasar | Menggunakan produk dan jasa yang serupa dengan modifikasi sedemikian rupa agar dapat menambah pelanggan di pangsa pasar yang sama. | Rendah |
Perluasan pasar & pengembangan produk | Menggunakan produk dan jasa yang sama untuk ditawarkan ke pangsa pasar yang lebih luas. Misal: memberikan variasi produk yang semula hanya untuk pangsa pasar Milenial, ke GenZ. | Menengah |
Diversifikasi | Memasuki pasar baru dengan produk dan jasa baru. | Tinggi |
Mengapa perlu mempertimbangkan diversifikasi bisnis?
Diversifikasi adalah strategi pengembangan bisnis di mana perusahaan memasuki pasar baru dan menawarkan produk dan layanan yang berbeda dari yang sudah ada. Melakukan diversifikasi bisnis pada dasarnya akan memberikan prospek yang menarik, dengan kisah sukses yang tak terhitung jumlahnya untuk dibaca.
Ada sejumlah alasan kenapa pengusaha juga baik untuk melakukan diversifikasi dalam bisnis;
- Meningkatkan pendapatan usaha.
- Mengurangi risiko ekonomi dari portofolio produk dan jasa yang terbatas.
- Mencoba untuk bertahan dari penurunan bisnis inti.
- Perusahaan melakukan diversifikasi untuk memanfaatkan potensi sinergi yang ada antar usaha.
Namun, jika tidak dilakukan dengan baik, maka di sisi lain, diversifikasi dapat meningkatkan biaya manajemen dan inefisiensi birokrasi hingga portofolio secara keseluruhan kurang berhasil dibandingkan perusahaan individu.
Bagaimana cara melakukan diversifikasi bisnis?
Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mendiversifikasi bisnis Anda, ada tiga tes mendasar yang harus perlu dipertimbangkan. Tes ini akan membantu Anda menentukan apakah diversifikasi cocok untuk bisnis saat ini dan cara diversifikasi apa yang paling tepat dan berhasil.
- Attractiveness: Apakah pasar atau industri yang Anda akan masuki kemungkinan besar akan menghasilkan keuntungan?
- Cost of entry: Apakah biaya masuk ke pasar atau produk baru Anda akan mengikis potensi keuntungan yang ada?
- Better-off: Dapatkah diversifikasi membantu Anda mencapai sinergi dengan berbagi sumber daya dan kemampuan di antara bisnis yang berbeda? Ini termasuk sumber daya berwujud (jaringan distribusi, sistem TI), sumber daya tidak berwujud (merek, reputasi, pengetahuan), kemampuan organisasi (teknis, keuangan, pemasaran).
Apabila berdasarkan hasil 3 tes tersebut maka diversifikasi bisnis perlu dilakukan, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
- Tentukan strategi diversifikasi.
Prinsipnya memasuki bidang yang related atau unrelated. Dalam hal related, maka Anda dapat melakukan diversifikasi ke bidang terkait dengan membeli pesaing atau pemasok untuk meningkatkan sinergi perusahaan dan pangsa pasar Anda secara keseluruhan. Sedangkan, jika unrelated malahan Anda dapat pindah ke industri yang tidak terkait, dengan tujuan melindungi jika pasar untuk line of business utama saat ini tiba-tiba melemah. Hal yang sangat relevan untuk bertahan di masa krisis.
- Buatlah daftar kompetensi inti bisnis Anda.
Dengan mengetahui kekuatan bisnis saat ini, maka akan dapat memberi Anda beberapa gagasan bidang mana yang akan menguntungkan saat melakukan diversifikasi.
- Mencari bisnis yang bertumbuh.
Mencari industri yang bertumbuh atau memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat dari industri Anda saat ini memang tidak mudah. Namun, hal ini perlu dilakukan dalam menentukan diversifikasi bisnis. Salah satu risiko yang perlu dipahami adalah terjadinya kegagalan dalam diversifikasi, yang mana dapat dikelola dengan cara menanamkan modal di industri lain yang sudah berjalan.
Jika perusahaan Anda sangat ingin menambah pendapatan sekaligus memberikan dampak bagi kemajuan sektor industri tertentu, maka dapat mempertimbangkan menjadi pendana institusi. Platform fintech lending semacam Investree menyediakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi portofolio dengan turut serta menjadi pendana institusi.
Kenapa disebut “pendana” bukan “investor”? Karena platform fintech lending seperti Investree rata-rata menawarkan pendanaan jangka pendek maksimal 1 (satu) tahun sehingga tidak bisa disebut sebagai investasi. Aktivitasnya disebut dengan “pendanaan”. Platform seperti Investree memiliki peran menghubungkan pelaku UKM yang tidak punya akses ke/tidak dapat dilayani oleh bank dengan pemberi pinjaman institusi yang ingin menambah nilai asetnya. Sejak pertama berdiri pada 2015 hingga kini, Investree sudah berhasil memfasilitasi pinjaman sebesar Rp9,7 triliun dan sudah ada lebih dari 280 perusahaan yang bergabung sebagai pendana institusi.
Apa saja keuntungan menjadi pendana institusi di Investree?
- Biaya pendanaan yang lebih rendah karena dalam banyak kasus pendana institusi cenderung memilih instrumen bervolume tinggi dan hanya terlibat dalam transaksi besar. Dengan ukuran dan daya beli mereka yang besar, maka sangat memungkinkan untuk menegosiasikan biaya dan persyaratan yang lebih baik untuk setiap transaksi pada pendanaan mereka.
- Berhak jadi pihak pertama yang menerima penawaran pinjaman potensial dari Investree. Pendana institusi memiliki peluang akses yang lebih besar ke pendanaan eksklusif. Transaksi ini mungkin memerlukan modal dalam jumlah besar yang biasanya tidak dimiliki oleh pendana ritel.
- Pendana institusi akan dipandu dan dana mereka dikelola oleh seorang manajer berpengalaman. Manajer ini yang akan menjaga pendana dari keserakahan dan keragu-raguan agar terhindar dari risiko kehilangan uang. Selain itu, pendana institusi juga dilengkapi dengan berbagai alat dan teknologi analisis yang memungkinkan mereka membuat analisis keuangan lebih akurat saat meninjau opsi pendanaan.
- Memberikan potensi keuntungan yang baik yaitu imbal hasil atraktif hingga 20% per tahun, risiko terukur. Pilihan pendanaan dari mulai Invoice Financing, Working Capital Term Loan, Buyer Financing, hingga Online Seller Financing. Dengan sistem credit scoring yang modern dan teruji, Investree hanya akan menawarkan pinjaman berkualitas.
Untuk menjadi pendana institusi di Investree, syaratnya sangat mudah yaitu berlaku untuk perusahaan dengan entitas legal yang jelas dan sah. Proses pendaftarannya mudah dan 100%, hanya perlu membawa dokumen legal (KTP, NPWP, Akta Pendirian, izin usaha (SIUP/NIB/sejenisnya), mempunyai rekening bank di Indonesia. Dengan menjadi pendana institusi di Investree, bukan hanya dapat memberikan diversifikasi bisnis yang baik, namun juga bisa menumbuhkan perusahaan sendiri sekaligus UKM sebagai tulang punggung perekonomian negeri.
Live a Beautiful Life!