BPR Supra ‘Nekat’ Jadi Lender Investree Demi Berdayakan Banyak UKM

Di balik solidnya dukungan pembiayaan yang Investree salurkan kepada pelaku UKM dari para Lender Institusi, ada kontribusi dari bank daerah yang tak boleh dilupakan. BPR Supra Artapersada ‘nekat’ jadi Lender agar bisa bantu lebih banyak UKM di Jawa Barat dan Indonesia.

Masuk usia keenam pada 2021 ini, Investree sadar bahwa untuk bisa memaksimalkan dukungan pembiayaan kepada para pelaku Usaha Kecil dan Menengah, Investree tak boleh hanya mengandalkan bantuan dari pendana ritel tapi juga institusi karena semakin lama semakin banyak UKM yang harus dilayani dan tentunya hal itu diikuti dengan permintaan volume yang terus bertambah. Belum lagi pandemi yang mempengaruhi tren pendanaan individu di Indonesia dan seluruh dunia. Ketidakpastian kapan pandemi ini berakhir menyebabkan pendana ritel cenderung menyimpan dana yang dimilikinya dibandingkan memutarnya dalam aktivitas pendanaan. Sehingga pinjaman yang ditawarkan di marketplace seringkali “sepi pelanggan”. Padahal UKM banyak sekali yang terdampak dan membutuhkan bantuan permodalan. Kalau sudah begini, pendana institusi adalah solusinya. Buat yang masih ingin tahu sebetulnya apa, sih, pendana institusi dan bagaimana peran serta manfaatnya? Baca di sini.

Sebelumnya juga sudah pernah dibahas tentang inisiatif Beyond Lending Investree di sini. Di dalamnya dijelaskan bahwa menambah jajaran pendana institusi merupakan komitmen yang akan Investree jalankan pada 2021. Hal itu untuk menghadirkan kemudahan dan kecepatan mengakses pinjaman bagi para pelaku UKM agar semakin berdaya. Sejak awal berdiri sampai sekarang, sudah ada lebih dari 280 perusahaan yang bergabung sebagai pendana institusi di Investree. Anda pasti sudah familiar dengan sejumlah nama besar seperti Bank Rakyat Indonesia, BRI Agro, Bank Danamon, Bank Mandiri, Saison Modern Finance, dan Indosurya Finance. Dari luar negeri, ada GMO Payment Gateway dan Accial Capital yang mencatatkan diri sebagai Lender Institusi di Investree. Di antara nama-nama bank, multifinance, dan layanan keuangan lainnya tersebut, ternyata ada bank daerah yang menyisip masuk sebagai pendana institusi di Investree dan kontribusinya tidak boleh diremehkan. Bahkan tahun ini, mereka berani menaikkan plafon pendanaan hingga Rp 50 miliar!

Adalah PT BPR Supra Artapersada atau biasa disebut dengan BPR Supra yang–berawal dari ‘nekat’ menjadi Lender Institusi di Investree–kini berhasil menuai beragam manfaat mulai dari menghasilkan pendapatan lebih bagi perusahaan, sebagai pilihan diversifikasi portofolio yang bijak, sekaligus mencapai tujuan melayani golongan pengusaha mikro, kecil, dan menengah secara lebih mudah dan efisien melalui pemanfaatan data dan teknologi yang dilakukan oleh Investree. BPR Supra sendiri merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia yang mempunyai predikat sangat bagus dengan fokus usaha pada layanan kredit mikro. Salah satu layanannya, Kredit Cepat Satu Jam Cair, sangat dikenal masyarakat Jawa Barat terutama di Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan Bogor sebagai wilayah-wilayah cakupan operasionalnya. Kenapa dibilang nekat? Nanti akan kita bahas. Beruntung Investree punya kesempatan untuk ngobrol langsung dengan Sang Direktur Utama, Andi Gunawan.

Bicara tentang awal mula BPR Supra bekerja sama dengan platform fintech lending, Andi menuturkan ketertarikan mereka untuk mulai membangun kemitraan tersebut dimulai sejak 2017. “Kami ingat saat itu fintech merupakan sesuatu yang baru di Indonesia tapi potensinya amat besar untuk berkembang. Sudah mulai bermunculan informasi kalau perbankan di masa depan akan terkena gangguan atau disruption sebagai dampak dari keberadaan fintech, namun BPR Supra menyikapinya secara berbeda. Meski berstatus bank daerah, kami berusaha untuk tidak mengecilkan diri. BPR Supra pasti bisa menjadi pelopor sesuatu yang berbeda. Sehingga kami mulai mencari kenalan, mencari relasi. Kira-kira mungkin, tidak, jika BPR Supra justru menggandeng platform fintech? Seberapa besar peluang bertumbuhnya? Sampai akhirnya takdir mempertemukan tim kami dengan jajaran pimpinan Investree dalam suatu momen menyenangkan. Di situ kami berkenalan, mengeksplor kerja sama, hingga terbangunlah kolaborasi channeling dengan Investree,” ujarnya.

Lantas kenapa disebut nekat? Rupanya saat BPR Supra memutuskan untuk bekerja sama dengan Investree, belum ada regulasi yang mengatur atau melandasi hubungan kerja sama antara Bank Perkreditan Rakyat dengan fintech lending. Semuanya masih serba abu-abu hingga akhirnya pada tahun ini Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan Panduan Kerja Sama BPR dan Fintech Lending.

“Jadi tantangannya adalah bagaimana membuktikan kepada regulator bahwa apa yang kami jalani bersama Investree merupakan suatu terobosan yang sangat bermanfaat karena pada saat itu belum ada referensi. Melalui pilot project yang kami lakukan, di mana BPR Supra mulai menyalurkan pembiayaan kepada teman-teman UKM yang menjadi Borrower di Investree, kami berkomitmen untuk membuktikan seluruh kegiatan pinjam meminjam berjalan dengan baik dan tidak menyalahi aturan kedua sektor sambil terus menjaga NPL tetap 0%. Hal-hal seperti itulah yang menjadi bekal diskusi kami setiap bertemu dengan regulator agar dapat meyakinkan kemitraan ini mampu menjadi the next big thing bagi UKM,” tutur Andi.

Sejauh ini, skema kerja sama yang diterapkan oleh Investree dan BPR Supra adalah loan channeling yaitu penyaluran kredit BPR kepada peminjam dilakukan melalui platform fintech lending dengan risiko kredit ditanggung oleh BPR. Fintech lending memiliki kewenangan terbatas sesuai ketentuan dan perjanjian kerja sama dengan BPR. Pada praktiknya, BPR Supra sebagai Lender Institusi Investree akan menyalurkan pembiayaan kepada para pelaku UKM dengan melihat detail setiap pinjaman dan profil Borrower agar cocok dengan preferensi perusahaan.  Sebagai Lender Institusi, BPR Supra turut mendapatkan ragam manfaat lainnya seperti imbal hasil atraktif hingga 20% per tahun, risiko terukur karena Investree menggunakan sistem credit scoring modern dan punya tim berpengalaman, eksklusivitas karena Investree hanya akan menawarkan pinjaman berkualitas kepada Lender-nya (terbukti di masa pandemi, Investree mampu mempertahankan TKB90 di angka 98,5% pada akhir 2020!), dan berhak menjadi pihak pertama yang menerima penawaran pinjaman potensial dari Investree. 

Andi mengungkapkan, “Itu menjadi sebuah privilege bagi kami karena mendapatkan pendampingan langsung dari tim yang kompeten dan pengarahan yang jelas dari setiap fact sheet pinjaman yang diperlihatkan. Sangat transparan, prosesnya juga tidak rumit. Kami koordinasi secara online saja setiap harinya.” Menurut Andi, selama hampir tiga tahun BPR Supra bekerja sama dengan Investree, ada satu hal yang benar-benar disyukuri yaitu bagaimana keduanya mampu mensinkronisasikan nature yang berbeda antara perbankan dengan fintech sehingga BPR Supra dan Investree bisa selalu berjalan beriringan mencapai tujuan finansial masing-masing. “Ini adalah contoh kekuatan dari take and give. Di mana masing-masing dari kami selalu mau menurunkan ego dan berkompensasi dalam memberikan dukungan pembiayaan kepada UKM. Kami sadar kami harus beradaptasi dan bertransformasi karena tidak punya banyak keleluasaan seperti fintech. Dalam hal ini, diskusi keberlanjutan sangat dibutuhkan dan Tim Investree sangat terbuka akan hal itu.” Andi menambahkan, dari segi usia, Investree memang masih muda namun terasa mapan karena didukung oleh para profesional bekas perbankan yang sudah memahami permasalahan umum para pelaku UKM dari berbagai sektor usaha. “Itu membuat kami semakin yakin dengan setiap proses yang dijalankan,” ujarnya.

Kini, bersamaan dengan semakin terbuka lebarnya kesempatan bagi BPR dan fintech lending untuk berkembang bersama karena OJK sudah memberikan berkat, BPR Supra bertekad untuk lebih memaksimalkan dukungan dari pihaknya agar bisa memberdayakan lebih banyak UKM. Apalagi uniknya, selama masa pandemi ini, kemitraan mereka dengan fintech lending terbukti mampu menolong para UKM karena mengandalkan kemudahan dan kecepatan teknologi. Hal itu dapat membantu meningkatkan pelaksanaan dukungan di saat kredit konvensional yang diberikan bank sekarang sistemnya benar-benar terdampak oleh pandemi. “Potensi pemberdayaan UKM melalui kerja sama antara BPR dengan fintech lending masih sangat besar. Kami akan terus menjaga kolaborasi BPR Supra dan Investree serta mencari inovasi lain agar semakin banyak pelaku usaha menengah yang terbantukan dan bangkit pasca pandemi. Selain itu juga bersama-sama dengan regulator, kami akan mengawasi dan meningkatkan setiap lini kegiatan dari kerja sama ini karena kembali lagi, ini ‘barang baru’. Untuk benar-benar bisa diterima oleh masyarakat dan meyakinkan regulator, BPR Supra dan Investree selaku pemain harus berkomitmen untuk bertambah baik–improve dan improve,” ujar Andi.

Investree sendiri percaya kerja sama ini sangat bermanfaat bagi BPR sebagai Lender Institusi karena akan meningkatkan daya saing mereka sebagai bank. Yang penting semua aspek harus terpenuhi. Permodalan, infrastruktur IT, dan tata kelola dan prinsip prudensial yang memadai bagi BPR serta kemauan untuk terus berpedoman pada seluruh ketentuan regulator dan asosiasi bagi fintech lending. Apabila BPR Supra dan Investree rajin meramu dan meracik berbagai aspek tersebut secara bijak, pasti akan muncul inovasi-inovasi luar biasa yang diharapkan mampu membantu para pegiat UKM supaya kian kuat dan berdaya di Indonesia. Semua bersiap, mari kita saksikan BPR Supra, Investree, dan UKM tumbuh bersama-sama!