Analisis Teknikal Saham: Pengertian, Jenis, Indikator, dan Cara Kerjanya

Investasi dan trading saham menjadi dua hal yang sedang populer beberapa waktu belakangan ini. Kini masyarakat Indonesia mulai sadar akan pentingnya tabungan jangka panjang yang bisa dilakukan dengan berinvestasi. Nah, agar keuntungan investasi yang didapatkan bisa maksimal, maka Anda perlu memiliki kemampuan analisis teknikal saham.

Kemampuan analisis ini menjadi salah satu strategi investasi saham yang banyak diterapkan oleh para investor. Dengan melakukan analisis, diharapkan investor bisa mendapat keuntungan yang lebih banyak saat berinvestasi saham.

Namun, sebenarnya apa itu analisis teknikal saham? Untuk Anda yang baru belajar investasi saham, kenali pengertian, jenis, indikator, dan cara kerja analisis teknikal saham dalam artikel di bawah ini, ya.

Pengertian Analisis Teknikal Saham

Secara umum, analisis teknikal saham merupakan suatu teknik analisis yang dipakai untuk mengamati berbagai pola. Misalnya, pola data pasar, harga saham, serta volume transaksi saham.

Tidak hanya itu, analisis teknikal saham juga dapat digunakan untuk menganalisis harga berdasarkan data harga saham masa lalu. Dari data inilah, analis akan mencoba melihat adanya suatu trend ataupun pola harga yang umum terjadi. Umumnya, trader juga akan mengikuti pola ini. Sebagai contoh, saat harga cenderung naik, maka trader akan membuka posisi beli.

Melalui analisis teknikal ini, Anda bisa menentukan waktu yang tepat untuk bertransaksi (entry point) dan kapan waktunya untuk keluar dari pasar (exit point). Jadi, Anda tidak lagi membuang-buang waktu hanya untuk melakukan transaksi yang tidak efektif.

Jenis-Jenis Analisis Teknikal Saham

Secara umum, terdapat dua jenis analisis teknikal saham yang perlu diketahui. Berikut penjelasannya.

  1. Overlays, yaitu garis penentu tren apakah harga saham tersebut naik atau turun. Overlays ini dapat dilihat di atas maupun dibawah candle atau bar.
  2. Oscillators, yaitu garis yang muncul terpisah dari grafik pergerakan harga dan menjadi bar penentu awal atau akhir dari sebuah tren.

7 Indikator Analisis Teknikal Saham

Analisis teknikal saham terbagi ke dalam 7 indikator yang wajib dipahami oleh para investor maupun trader. Berikut adalah 7 indikator tersebut.

1. On-Balance Volume (OBV)

OBV biasanya digunakan untuk mengkonfirmasi pergerakan harga saham pada saat itu. Jadi, saat OBV naik, maka volume pembelian melebihi volume penjualan yang dapat menyebabkan mendorong harga saham menjadi lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika OBV turun, berarti penjualan melebihi volume pembelian dan berdampak pada penurunan harga.

2. Accumulation atau Distribution Line

Accumulation atau distribution line juga dikenal sebagai garis A/D. Singkatnya, garis ini adalah indikator yang paling umum digunakan dan dapat menentukan aliran uang yang masuk dan keluar dari sekuritas. Garis A/D cenderung hanya mempertimbangkan saham untuk periode tertentu.

3. Average Directional Index (ADX)

ADX adalah indikator tren yang dipakai untuk mengukur kekuatan serta momentum tren. Analisis ADX ini menggunakan satuan angka 20 dan 40 atau garis. Hal ini berarti jika garis di bawah 20, maka kekuatan tren cenderung sedang menurun. Sebaliknya, jika garis di atas 40, maka menunjukkan kekuatan tren yang meningkat.

4. Aroon Indicator

Aroon indicator adalah salah satu indikator analisis teknikal saham yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan tren serta keakuratan titik masuk ataupun mengidentifikasi tren baru yang akan dimulai. Indikator ini terbagi menjadi dua garis, yaitu Aroon-up (warna hijau) dan Aroon-down (warna merah).

Saat garis Aroon-up memotong di atas garis Aroon-down atau sebaliknya, berarti terdapat kemungkinan perubahan tren. Apabila Aroon-down berada di angka nol dan bersimpangan dengan Aroon-up, berarti hal tersebut menunjukkan titik masuk dan kecenderungan tren akan naik.

5. MACD

Indikator analisis teknikal saham yang selanjutnya adalah MACD yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan tren. MAC terbagi dari dua garis, yaitu garis MACD dan garis sinyal yang bergerak lebih lambat. Garis sinyal di atas titik mengindikasikan up-trend sedang berlangsung.

6. Relative Strength Index (RSI)

RSI adalah garis acuan pada analisis teknikal saham yang berupa angka tengah atau nol. Adapun standar dari RSI berada di angka 30 dan 70. RSI akan menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought) serta jenuh jual (oversold).

Overbought diindikasikan sebagai harga yang menyentuh atau melebihi angka 70. Sedangkan oversold akan muncul saat harga menyentuh atau berada di bawah angka 30. Dalam investasi, RSI juga dapat menjadi indikator level resistance dan support.

7. Stochastic Oscillator

Indikator yang terakhir ini dipakai untuk mengukur harga relatif saat ini terhadap kisaran harga dalam periode tertentu. Hampir sama dengan RSI, stochastic oscillator juga terdiri dari dua garis yang berada pada nol dan 100.

Cara Kerja Analisis Teknikal Saham

Setelah memahami apa itu analisis teknikal saham, Anda juga perlu mengetahui gambaran cara kerjanya secara umum, yaitu:

  • Mengenali tren yang sedang terjadi di chart.
  • Menentukan resistance dan juga support.
  • Memanfaatkan adanya moving average.
  • Melakukan filtering dengan indikator osilator.
  • Menentukan stop loss dan juga target profit.

Demikian penjelasan singkat tentang teknik analisis saham yang dapat Anda ketahui. Sembari belajar bagaimana cara melakukan analisis saham dengan benar, Anda juga bisa mencoba untuk berinvestasi di reksadana yang disediakan oleh Investree.

Layanan Reksa Dana for Lender dari Investree memang sangat cocok bagi pemula karena nilai investasi yang terjangkau, risiko yang rendah, dan return yang atraktif. Layanan ini juga dikelola oleh Manajer Investasi Profesional sehingga bisa menjaga Anda dari adanya risiko pendanaan tunggal.

Referensi:

https://www.cermati.com/artikel/analisa-teknikal-saham-pengertian-perbedaanya-dengan-analisa-fundamental-dan-indikatornya

https://pluang.com/id/blog/resource/analisis-teknikal-saham