Beragamnya layanan keuangan yang bisa kita akses tentu memberi keuntungan. Sebut saja ada pinjaman modal, kredit kendaraan bermotor, KPR, sampai bermacam instrumen investasi, seperti saham, reksa dana, SBN, dll. Kira-kira layanan mana yang paling sering Anda gunakan? Nah, hadirnya semua layanan tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu untuk memudahkan Anda mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Tapi jangan salah, kalau Anda sembrono, layanan keuangan juga bisa merugikan. Karena itu diperlukan adanya edukasi, agar masyarakat dapat mengakses layanan keuangan dengan tepat guna sesuai dengan kebutuhan mereka dalam tujuan mencapai kesejahteraan. Salah satu edukasi yang penting adalah tentang pertimbangan sebelum mengakses layanan keuangan. Apa saja pertimbangan yang harus kita lakukan? Berikut Investree punya ulasannya untuk Anda. Simak, yuk!
Pertimbangan sebelum mengajukan pinjaman
Bicara soal pinjaman, pasti tak sedikit yang membutuhkannya. Misal, Anda yang membutuhkan modal usaha untuk menjalankan bisnis, pinjaman bisa menjadi solusinya. Atau Anda yang membutuhkan kendaraan pribadi sampai rumah, tapi tidak memiliki dana besar untuk langsung membelinya, pinjaman bisa membantu Anda mewujudkannya. Tapi sebelum mengajukan pinjaman, coba lakukan dulu pertimbangan berikut:
Ketahui alasan Anda membutuhkan pinjaman
Sebelum mengambil keputusan kredit, Anda perlu tahu pasti apa saja kebutuhan yang menjadi alasan Anda mengajukan pinjaman. Karena pinjaman seperti dua sisi mata uang, bisa menolong, tapi bisa juga memperburuk kondisi keuangan. Bagaimana caranya agar pinjaman dapat memudahkan? Ya, dengan mengetahui kebutuhan Anda, pinjaman pun jadi lebih mudah dikelola. Misal Anda ingin mengajukan pinjaman modal bisnis, Anda bisa menyesuaikannya dengan tujuan bisnis, rencana bisnis, dan perhitungan besar modal yang dibutuhkan untuk mencapai target penjualan. Dengan begitu, pinjaman yang Anda lakukan dapat benar-benar sesuai dan pengembalian pinjaman pun jadi lebih mudah karena target profit bisa tercapai.
Realistis pada kemampuan bayar Anda
Penting untuk disadari, jangan pernah mengambil pinjaman yang Anda sendiri tidak yakin bisa membayarnya. Karena itu, Anda harus realistis menyesuaikan kemampuan bayar dengan nilai pinjaman yang diajukan. Dianjurkan untuk tidak memiliki utang kredit lebih dari 30% total pendapatan Anda setiap bulan. Misal Anda ingin mengambil KPR, nah agar cicilan yang dibayarkan setiap bulan terasa ringan, Anda bisa membayar uang muka yang lebih besar. Atau, Anda bisa mengikuti ketentuan dari pemberi pinjaman. Misal diharuskan untuk membayar uang muka sebesar 20%, Anda tidak bisa hanya memberi 5% jika ingin pinjaman Anda disetujui. Jika dipaksakan pun, Anda akan kesulitan sendiri nantinya.
Begitu pula dengan pinjaman modal usaha, Anda harus menghitung dulu berapa besar cicilan yang mampu ditanggung setiap bulan. Jangan memaksa, selalu sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Anda.
Lakukan perbandingan tingkat bunga
Tingkat bunga juga menjadi pertimbangan sebelum mengambil pinjaman kredit. Setiap lembaga keuangan memberi besar bunga yang berbeda-beda. Karena itu, Anda bisa melakukan survei lebih dulu untuk mengetahui mana lembaga keuangan yang paling meringankan (memberi bunga rendah). Bunga yang rendah membuat cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan menjadi lebih kecil. Jenis bunga (flat/floating) juga wajib Anda ketahui untuk menghitung kemampuan bayar atau merencanakan strategi dari jauh-jauh hari. Anda bisa meminta penjelasan sedetil mungkin tentang perhitungan besaran bunga kepada pihak pemberi pinjaman. Selain itu, pertimbangkan juga biaya-biaya lain, seperti biaya administrasi, penalti, dan biaya lain yang menyertai pinjaman Anda. Lakukan perbandingan secara menyeluruh agar Anda memperoleh produk pinjaman yang benar-benar tepat dan sesuai.
Pertimbangan sebelum berinvestasi
Layanan keuangan lain yang juga sering kita akses adalah investasi. Nah, agar tidak terjebak investasi yang merugikan, lakukanlah pertimbangan berikut sebelum Anda memilih produk investasi!
Coba pahami diri sendiri dulu
Setiap investor harus jujur dan realistis pada kemampuan dirinya menghadapi fluktuasi sebuah produk investasi. Karena satu hal yang pasti saat berinvestasi, profit yang besar sejalan dengan risiko yang tinggi pula. Menurut Dimas Ardhinugraha, seorang spesialis investasi yang dilansir dari laman Kompas.com, “Serakah mengejar keuntungan dengan melakukan penempatan dana modal yang terlalu banyak di instrumen risiko tinggi bisa membuat investor panik dan mengambil langkah yang salah”.
Jadi, jika Anda merasa tak sanggup menghadapi risiko tinggi saat berinvestasi, lebih baik cari aman dengan memilih produk investasi yang memiliki imbal hasil flat setiap bulan, seperti deposito atau produk SBN (ORI dan Sukuk Ritel). Bila Anda menginginkan imbal hasil mengambang, namun tetap dengan risiko yang kecil, Anda bisa memilih produk reksa dana, sampai produk SBN (SBR dan Sukuk Tabungan). Jadi, investasi yang Anda lakukan tidak membuat Anda was-was dan tujuan keuangan pun dapat tetap tercapai.
Sesuaikan dengan profil risiko
Ada 3 profil risiko investor, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Tipe konservatif cenderung menghindari risiko tinggi dalam berinvestasi, sedangkan tipe agresif adalah kebalikannya. Sedangkan, tipe moderat berada di tengah-tengah. Jangan paksakan memilih instrumen investasi yang tidak sesuai dengan profil risiko Anda. Karena akibatnya hanya akan membuat pikiran tidak tenang dan rasa khawatir tersebut justru membuat Anda salah langkah. Dengan begitu, tujuan keuangan pun tidak akan tercapai, Anda pun berisiko menyerah pada investasi dan tidak ingin melakukannya lagi. Jangan sampai ini terjadi pada Anda, ya!
Lakukan diversifikasi
Nah, ini juga tak kalah penting. Pertimbangkanlah untuk melakukan diversifikasi atau memilih produk investasi yang beragam agar risiko investasi dapat diminimalisir. Jangan menempatkan semua dana investasi Anda hanya pada satu produk investasi. Pilih beberapa produk yang masih sesuai dengan profil risiko Anda. Misal Anda termasuk tipe yang konservatif, Anda masih bisa mencampurkan produk investasi seperti reksa dana saham, namun dengan porsi yang kecil. Karena hanya berfungsi sebagai booster kinerja portofolio Anda.
Anda pasti tidak mau, kan, menjadi korban produk investasi bodong yang sedang ramai diberitakan belakangan ini? Juga pasti tidak mau, kan, dikejar-kejar tagihan cicilan karena kesulitan membayarnya. Karena itu, yuk, mulai akses layanan keuangan dengan bijak. Ini juga sejalan dengan kampanye Global Money Week yang diinisiasi oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk mengingatkan kaum muda akan pentingnya memiliki edukasi finansial sejak dini agar dapat membuat keputusan finansial yang bijak, hingga akhirnya bisa mencapai kesejahteraan finansial. Jadi, jangan abaikan edukasi finansial jika Anda ingin sukses secara finansial dan berhasil mencapai semua tujuan keuangan. Semoga berhasil!
Referensi:
Kiki Safitri. 1 Oktober 2021. Ini Beberapa Pertimbangan yang Perlu Diperhatikan Saat Ingin Berinvestasi. Money.kompas.com: https://bit.ly/3irMunk
U.S. Securities and Exchange Commission. Financial Navigating in the Current Economy: Ten Things to Consider Before You Make Investing Decisions. Sec.gov: https://bit.ly/36lTKib