Adaptasi Strategi O2O Marketing: Memahami Kebutuhan dan Preferensi Konsumen

Adaptasi Strategi O2O Marketing: Memahami Kebutuhan dan Preferensi Konsumen

Bicara soal strategi marketing, adaptasi yang dilakukan untuk menyiasati semakin beragamnya preferensi konsumen, muncul strategi O2O (online-to-offline). Dengan strategi marketing seperti ini, kamu bisa menjadikan toko online sebagai perpanjangan dari toko offline, yang keduanya saling berkaitan. 

Strategi O2O dapat membantu kinerja bisnis lebih baik lagi. Yuk, simak pembahasan seputar pengertian, manfaat, dan langkah-langkah penerapan strategi O2O di bawah ini!

Apa itu strategi O2O?

O2O atau online-to-offline adalah strategi marketing untuk menarik konsumen online ke toko fisik, sekaligus menciptakan pengalaman berbelanja secara end-to-end untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

Hasil survei Jakpat (dilansir dari skystar.vc) terhadap tren belanja masyarakat Indonesia di kuartal pertama 2022, alasan konsumen lebih memilih membeli barang secara online karena harga yang lebih murah ditambah banyak promo diskon/cashback yang diberikan aplikasi.  

Namun, pembelian secara online membutuhkan waktu lebih lama untuk pengirimannya. Ditambah barang yang mau dibeli tidak bisa dilihat atau dicoba secara langsung. Sedangkan, bila konsumen membeli di toko fisik, mereka bisa langsung mencoba barang yang dijual untuk memastikan barang tersebut fit in. Mereka juga bisa langsung membawa pulang barangnya tanpa harus menunggu pengiriman yang lama.     

Nah, kelemahan berbelanja online itulah yang menjadi peluang bagi penjualan offline, yang kemudian digabung menjadi strategi O2O. Sehingga konsumen dapat terlayani lebih maksimal dan punya pengalaman berbelanja memuaskan. 

Baca juga: Tips Mengatasi Tantangan dalam Memulai Bisnis Baru

Teknik penerapan strategi O2O

Tujuan dari penerapan O2O adalah untuk memungkinkan konsumen membeli secara online dengan berbagai penawarannya, kemudian mengunjungi toko fisik untuk mencoba dan membeli produk secara langsung. 

Ada beberapa teknik yang bisa kamu gunakan untuk menerapkan strategi ini, seperti:

  • Konsumen melakukan pick up di toko fisik atas barang yang dibelinya secara online.   
  • Konsumen dapat mengembalikan (retur) barang yang dibelinya secara online di toko fisik.
  • Konsumen dapat memesan barang secara online ketika berada di toko fisik agar prosesnya lebih cepat (tak perlu antri). 
  • Membuat experience booth pada event tertentu agar konsumen bisa mencoba dan membeli produk secara langsung.  
  • Mendorong konsumen di toko fisik untuk membuat konten online seperti customer review.
  • Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan offline event marketing
  • Membagikan online voucher untuk dapat digunakan pada toko fisik. 
  • Mendukung transaksi di toko fisik dengan sistem pembayaran online, seperti e-wallet, QRIS, dan lainnya. 

Manfaat dari strategi O2O

Berikut beberapa manfaat dari penerapan strategi O2O dalam marketing bisnis, yaitu:

Meningkatkan kepuasan konsumen

Ketika konsumen online terbiasa hanya melihat produk dari gambar atau video, lalu punya kesempatan untuk bisa mencobanya secara langsung, mereka bakal mendapatkan produk yang benar-benar cocok (sesuai). 

Dampaknya konsumen merasa puas dan semakin trust dengan brand kamu. Mereka tidak akan ragu untuk melakukan repurchase, bahkan bisa menjadi pelanggan tetap. Strategi O2O menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih sehat dan konsumen jadi punya keputusan pembelian yang lebih tepat  

Menghemat budget marketing

Pemasaran offline seperti baliho, event marketing, brosur, atau iklan cetak/advertorial, jelas membutuhkan budget marketing yang besar. Sedangkan, membuat konten dan iklan di media sosial, sampai influencer marketing, dinilai masih lebih terjangka7u dan efektif karena kamu bisa menentukan target audiens yang sesuai dengan target market bisnismu.

Baca juga: 5 Kelebihan dan Kekurangan Pemasaran Offline, Wajib Tahu

Lalu, kamu bisa menggunakan data konsumen yang terkumpul secara online untuk meningkatkan layanan pelanggan di toko fisik. Misal, membuat loyalty program berbasis poin untuk ditukarkan dengan merchandise atau promo tertentu.           

Menjangkau target market yang lebih luas

Strategi O2O memungkinkan bisnis dapat membangun brand awareness secara online dan offline. Preferensi konsumen dalam berbelanja berbeda-beda. Ada yang lebih suka online, dan ada juga yang wajib offline. Nah, ketika kamu bisa memfasilitasi keduanya, target market yang bisa dijangkau jadi lebih luas.   

Memberi konsumen lebih banyak pilihan 

Online-to-offline akan memberi konsumen lebih banyak pilihan terkait preferensi mereka dalam berbelanja. Misal, konsumen bisa melihat-lihat produk di toko fisik, lalu membelinya secara online. Atau sebaliknya, konsumen bisa melihat-lihat produk secara online, lalu mencobanya langsung di toko fisik.

Fleksibilitas yang ditawarkan ini, memberi pengalaman berbelanja yang sesuai kebutuhan konsumen, sehingga mampu meningkatkan retensi dan loyalitas pelanggan. Selain itu, dapat meningkatkan keterlibatan konsumen atas suatu brand.  

Langkah-langkah penerapan strategi O2O

Berikut langkah-langkah yang dapat kamu lakukan dalam menerapkan strategi O2O, yaitu:

Menetapkan tujuan penggunaan strategi

Sebuah bisnis harus menentukan dulu tujuan dari penggunaan strategi online-to-offline. Jika bisnis kamu selama ini hanya fokus pada offline dan ingin beradaptasi ke online, kamu bisa meningkatkan online presence dengan membuat situs web atau toko online di e-commerce

Lalu, jika bisnis kamu sudah merambah ke online namun konversinya masih rendah – kamu bisa mempromosikannya di toko fisik. Misal, dengan memberi voucher diskon online atau meminta konsumen untuk membeli secara online saat mereka berada di toko fisik.

Lakukan riset ke target market

Setelah memiliki tujuan, kamu wajib melakukan penelitian pada target market yang dituju. Riset dapat membantu kamu menentukan strategi (teknik) yang paling efektif untuk mencapai tujuan bisnis. Misal, kamu melakukan riset pada demografi tertentu dan mengukur apakah mereka cenderung membeli di toko fisik atau online, dan apa alasan yang mendasari pilihan mereka.

Meneliti target market dapat membantu kamu memahami kebutuhan mereka dan menemukan pain point yang ada. Yang kemudian diterjemahkan ke dalam strategi O2O sebagai solusi agar dapat meningkatkan konversi, baik di toko fisik maupun toko online.    

Tentukan strategi yang sesuai

Pilihan strategi (teknik) dari penerapan O2O sebaiknya fokus pada pilihan yang dapat membuat kamu bisa mencapai objective bisnis secepat mungkin. Misal, tujuan kamu adalah meningkatkan retensi konsumen online. Kamu bisa mengundang mereka ke event offline agar dapat mencoba langsung seluruh produk yang ditawarkan brand.

Jika kamu ingin lebih melibatkan pelanggan secara online, kamu bisa meminta konsumen membuat konten di media sosial mereka saat datang ke toko fisik. Atau, kalau kamu ingin meningkatkan kunjungan ke toko fisik, kamu bisa menyediakan layanan pembelian online (beserta promo khusus) di outlet, dilengkapi sistem pembayaran online.     

Review hasil yang diperoleh

Setelah menerapkan strategi, kamu perlu mengevaluasi keefektifitasan strategi marketing online-to-offline yang dilakukan. Caranya bisa dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan KPI (Key Performance Indicator) yang telah ditetapkan di awal. 

Ukur seberapa baik dan efektifnya strategi tersebut dapat mencapai objective bisnis, meningkatkan konversi, serta ulasan positif dari pelanggan. Penting juga untuk mengevaluasi biaya penerapan strategi ini untuk dapat memastikan efisiensinya bagi bisnis.

Itu tadi ulasan lengkap seputar strategi O2O dalam pemasaran yang dapat diadaptasi oleh bisnis agar kamu bisa memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen lebih baik lagi. Semoga bermanfaat!

Referensi:

Indeed Editorial Team. 1 Oktober 2022. What Is O2O? (Definition, Benefits, Steps, and FAQs). Ca.indeed.com: https://ca.indeed.com/career-advice/career-development/o2o

Faiqotul Himma. 29 November 2022. Upgrade Level Bisnis dengan Strategi O2O. Majoo.id: https://majoo.id/solusi/detail/online-to-offline