5 Cara Bijak Perempuan Atasi Masalah Keuangan yang Dialaminya

5 Cara Bijak Perempuan Atasi Masalah Keuangan yang Dialaminya

Perempuan secara pribadi sering mengalami masalah keuangan yang disebabkan oleh minimnya manajemen finansial. Mengapa pengelolaan keuangan itu perlu? Ya, yang namanya uang, seberapa pun banyak uang yang dihasilkan, bila kita tidak mengelolanya dengan baik – akan tetap lenyap dalam sekejap. 

Supaya kamu bisa mengelola keuangan dengan baik, penting untuk memiliki literasi finansial sedini mungkin. Bahkan ketika masih lajang, agar nanti saat berkeluarga – kamu bisa melindungi rumah tanggamu dari risiko kesulitan keuangan.

Tipikal masalah keuangan yang sering dialami perempuan dewasa ini, hampir mirip. Berikut ini contoh masalah keuangan, beserta solusi keuangan yang dapat kamu upayakan. Agar kamu bisa menjadi perempuan bijak yang #PintarKelolaUang.  

Mengikuti gaya hidup yang salah

Coba kamu pikirkan lagi, apakah lingkungan pertemananmu punya gaya hidup yang membuat kamu jadi boros? Ketika seorang perempuan butuh pengakuan, butuh diakui oleh lingkungannya, dia akan berupaya membuat dirinya setara dan pantas berada di lingkungan tersebut. Sehingga, ketika teman-temannya selalu memakai barang branded, perawatan mahal, dan punya gadget terbaru – dia akan berusaha hidup dengan gaya yang sama. 

Akhirnya, gaya hidup tersebut membuatnya harus mengeluarkan uang lebih banyak. Belum lagi, muncul rasa insecure ketika teman-teman yang lain punya barang yang belum ia miliki. Ada kekhawatiran dianggap kudet atau nggak mampu, sehingga memaksakan diri untuk mengikuti tren dan mengorbankan kondisi finansialnya. 

Cara mengatasi masalah keuangan ini

Bukan berarti tak boleh mendapat apresiasi diri. Tapi caranya dengan mengorbankan kondisi finansial dan memaksakan hal yang tidak seharusnya, itu yang salah. Kamu sebagai perempuan bijak harus pintar-pintar memilih gaya hidup dan lingkungan hidup. Masih ada, kok, lingkungan pertemanan yang tidak mengukur dari materi. Masih ada, kok, yang punya gaya hidup sehat. 

Biar bisa tahu posisi keuanganmu ada dimana, kamu harus mau mengukurnya. Jangan tutup mata. Ngukurnya bisa dengan membuat pos-pos pengeluaran. Pos pengeluaran bisa dibagi jadi tiga bagian, yaitu living, saving, dan playing

Living adalah pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari kebutuhan makan, belanja kebutuhan bulanan, uang SPP anak sekolah, listrik, dan lainnya. Saving adalah pos untuk tabungan dana darurat, uang pensiun, dan investasi. Nah, terakhir playing – pos ini bisa kamu gunakan untuk mengapresiasi diri yang sudah bekerja keras menghasilkan uang. Tapi ingat, jangan sampai melebihi budget yang sudah dianggarkan, ya. Biar kamu tidak mengalami kesulitan keuangan.      

Ikut prinsip YOLO, jadi nggak punya rencana keuangan

YOLO atau You Only Live Once dimaknai sebagai “kamu hidup hanya sekali”, membuat perempuan sering tidak memikirkan hari esok dalam hal keuangan. Akibatnya, gaji yang diterima hanya sanggup bertahan beberapa hari, hingga akhir bulan bingung bayar kebutuhan hidup pakai apa. 

Masalah keuangan ini memang klasik, tapi tak baik juga dijadikan kebiasaan. Sebuah studi oleh Wharton School of Business menyebut bahwa perempuan cenderung menganggap belanja sebagai sebuah aktivitas. Jadi mereka melakukannya bukan karena ada yang dicari, tapi karena belanja sama saja seperti aktivitas makan dan tidur. Jadi, kalau kontrol diri perempuan tidak baik, masalah keuangan pasti muncul.  

Solusi keuangan yang bisa dilakukan

Salah satu cara untuk mengontrol diri dalam hal pengeluaran, kamu sebaiknya memiliki tujuan/rencana keuangan. Tak harus semuanya dibeli dalam satu waktu. Kamu bisa menggunakan timeline dan disesuaikan dengan budget yang sudah dianggarkan. 

Contoh, kamu memiliki budget untuk belanja + entertainment sebesar Rp2 juta per bulan. Nah, kamu bisa tetapkan rencana keuangan dengan timeline, misal bulan Januari dipakai untuk membeli sepatu dan tas baru, Februari untuk staycation, Maret untuk beli perhiasan, April untuk filler hidung, dan seterusnya. 

Karena kamu nggak hidup hanya untuk hari ini aja. Masih ada hari-hari dan bulan-bulan berikutnya yang harus kamu pikirkan. Selain rencana keuangan jangka pendek, kamu juga sebaiknya memiliki tujuan keuangan jangka panjang. Contoh, menabung untuk membeli mobil baru, DP rumah, biaya kuliah anak, dana pensiun, dll. Sehingga dapat mengontrol diri kamu agar lebih bijak mengatur pengeluaran.        

Compulsive shopping dengan dalih ‘healing’

Apa yang dimaksud dengan compulsive shopping? Yakni, keinginan berbelanja untuk menutupi/menghibur diri dari burnout, rasa cemas, dan kesepian. Jadi, dikit-dikit stres – langsung melampiaskannya dengan berbelanja. Ngomongnya, sih, itu bisa jadi sarana healing.

Ah tapi, bukan malah bikin kamu merasa lebih baik, kebiasaan ini justru membuat keuangan kamu jadi kacau dan tambah memicu rasa bersalah. Apalagi bila seseorang tersebut memiliki kontrol diri yang rendah, sehingga suka melakukan hal-hal tanpa berpikir panjang. Ujung-ujungnya malah tambah stres karena kondisi keuangan nggak sehat dan punya banyak utang. Bahaya, kan?

Cara keluar dari kebiasaan ini

Coba, deh, kamu cari hobi sehat yang tidak menghabiskan banyak biaya. Misal, hobi olah raga atau berkebun, yang bisa bantu kamu hilangkan stres – plus mampu menyegarkan tubuh dan pikiranmu. Baiknya lagi, kamu punya hobi yang menghasilkan. Seperti, hobi bikin kue atau masak, hobi nulis, atau hobi make up, yang bisa kamu pasarkan dalam bentuk produk atau jasa, dan menjadi pemasukan tambahan.

Jadi, kamu punya cara healing yang menghasilkan, bukan menghabiskan. Hidup kamu bakal lebih produktif, karena bisa melakukan hobi untuk ngilangin stres, sekaligus menambah penghasilan. Kamu jadi nggak perlu melakukan compulsive shopping lagi, deh!    

Bayar kebutuhan pokok bergantung pada pinjaman

Akumulasi dari masalah-masalah di atas, bisa jadi penyebab masalah di poin ini. Kenapa? Ya, ketika beberapa kebutuhan pokok tidak terpenuhi akibat pengelolaan uang yang buruk, mau tidak mau seseorang harus mencari tambahan dana dari pinjaman agar bisa bertahan hidup. Pinjaman itu biasanya berupa kartu kredit atau pinjaman paylater lainnya.

Memang sementara membantu, tapi untuk jangka panjang tidak akan menguntungkan kondisi keuanganmu. Potensi timbulnya masalah finansial yang lebih besar di kemudian hari, jadi semakin tinggi. Sebab, kebutuhan pokok adalah penopang hidup yang selalu dibutuhkan setiap bulannya. Jika kebutuhan pokok saja dibayar dengan pinjaman, kamu jadi semakin sulit menyisihkan dana untuk tabungan, apalagi investasi.   

Solusi apa yang digunakan untuk mengatasi masalah keuangan tersebut?

Hal paling pertama yang harus kamu lakukan adalah berupaya menutup pinjaman tersebut. Semakin cepat kamu memutus ketergantungan itu, semakin baik. Tapi, kenapa harus ditutup? Ya, karena ditakutkan menjadi kebiasaan. Jadi meski sudah dilunasi, kamu tetap akan mengandalkan pinjaman untuk mengamankan hidupmu. 

Cara paling mudah menutup pinjaman, kamu bisa gunakan bonus akhir tahun atau uang THR (Tunjangan Hari Raya) untuk melunasi dan menutup kartu kredit. Jika tidak ada bonus akhir tahun, kamu bisa mengatur ulang pembagian pos-pos anggaran. 

Pos yang masih bisa dikurangi, wajib dikurangi. Atau, lebih baik lagi bila ada pos yang bisa kamu hapus dulu untuk sementara waktu. Ketika kondisi keuangan sudah kembali normal, pinjaman sudah berhasil ditutup, kamu bisa atur kembali pos-pos anggaran sesuai total pendapatan per bulan.        

Takut untuk berinvestasi 

Masalah lain dalam hal keuangan yang sering dialami perempuan adalah tidak berani melakukan investasi karena takut kena tipu. Duh, mindset seperti wajib banget diubah, sih. Sebaiknya jangan menjadikan alasan takut kena tipu untuk membatasi diri melakukan hal bermanfaat. Investasi bisa, kok, dilakukan dari modal yang kecil dulu, dan pilih instrumen yang paling rendah risiko.

Kamu sebagai perempuan harus percaya diri dan yakin, bisa juga sukses secara finansial. Penghasilan berapa pun, jika mampu dikelola dengan baik – akan lebih produktif ketimbang hanya habis dibelanjakan. Memulai investasi sedini mungkin, akan memberi manfaat berlipat ganda di masa mendatang. 

Cara berinvestasi bagi pemula

Sebagai langkah awal, kamu harus mempersenjatai dirimu dengan literasi keuangan seputar investasi. Ada banyak informasi yang bisa kamu temukan dengan mudah di Google. Kamu bisa mulai melakukan riset tentang instrumen investasi apa yang sesuai dengan profil risiko dan kebutuhanmu. 

Misal, kamu sebagai pemula yang cenderung mencari instrumen berisiko rendah dan untuk kebutuhan jangka menengah (2-4 tahun) – bisa memulainya dengan produk-produk SBN (Surat Berharga Negara). Sedangkan, jika kamu punya kebutuhan jangka pendek (maksimal 1 tahun), kamu bisa memilih reksa dana pasar uang.

Selain melakukan riset seputar instrumen investasi yang tepat, kamu juga harus mencari tahu – platform apa yang aman dan terpercaya untuk kamu bisa mempercayakan dana investasi.

Selain lembaga perbankan, kamu bisa memilih perusahaan P2P Lending yang juga menawarkan produk reksa dana dan SBN, seperti Investree. Ada beragam manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika menjadi Lender Investree. Seperti, seluruh proses investasi dilakukan secara online dengan mendaftar di sini. Yuk, saatnya jadi perempuan bijak yang #PintarKelolaUang

Referensi:

Dian Aprilia. 22 Februari 2021. Jarang Disadari, Ini 5 Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi Para Perempuan. Beautynesia.id: http://bit.ly/3YCcEq4

Judith Aura. 27 Agustus 2022. 4 Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi Perempuan Dewasa Muda. Kumparan.com: http://bit.ly/3LtXBMD

Tim HSBC. Masalah Keuangan Keluarga Muda. HSBC Advance: http://bit.ly/3Ff6sxI