Belanja online bahkan sudah menjadi gaya hidup baru bagi banyak orang. Bagaimana tidak? Berbagai platform belanja online membuat aktivitas berbelanja menjadi semakin mudah. Menggoda dengan cara memberi pengiriman gratis, tampilan produk yang menarik, sampai memberi berbagai promo diskon yang membuat kita mampu menghabiskan lebih banyak uang dari yang telah direncanakan. Bahkan, ketika tidak sedang mengakses aplikasi e-commerce, puluhan iklan mencolok dari berbagai situs belanja online yang sebelumnya pernah diakses akan muncul kembali. Hasil penelitian perusahaan teknologi e-commerce, SIRCLO menunjukkan rata-rata satu orang konsumen di Indonesia dapat berbelanja di situs marketplace sebanyak 3 – 5 kali sebulan, dan menghabiskan hingga 15% dari pendapatan bulanan mereka. Selain itu, konsumen yang berada di DKI Jakarta rata-rata berbelanja 2 kali lipat lebih banyak dari kota-kota lain.
Apalagi di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) seperti sekarang ini, minat belanja online masyarakat jadi semakin meningkat. Sebenarnya juga tidak menjadi masalah bila Anda hanya membeli barang/produk yang dibutuhkan. Tapi, bila Anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan, tidak lebih dulu memeriksa anggaran, serta menghabiskan banyak waktu dengan berbelanja online yang seharusnya bisa digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, itu sudah tidak wajar. Bisa jadi Anda kecanduan berbelanja online. Ciri-ciri lainnya bisa ditandai dengan sering menyembunyikan pembelian dari anggota keluarga, kehabisan ruang untuk menyimpan belanjaan, mudah tergoda membeli barang yang tidak dibutuhkan, merasa takut kehilangan bila tidak segera membeli. Nah, kalau sudah begitu tentu dapat membahayakan keuangan Anda sendiri. Berikut Investree punya berbagai langkah jitu yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi kecanduan beronline. Simak ulasannya di bawah ini!
1. Batasi waktu akses
Berapa lama waktu yang Anda habiskan dalam seminggu untuk mengakses situs belanja online? Untuk mengetahuinya Anda bisa gunakan aplikasi gratis RescueTime yang dapat melacak setiap situs web yang Anda kunjungi dalam seminggu dan berapa lama waktu yang Anda habiskan saat mengaksesnya. Misalkan dalam seminggu Anda menghabiskan waktu 4 jam, padahal Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk melakukan hal yang lebih produktif, seperti untuk berolahraga, memasak, bersih-bersih rumah, menghabiskan waktu dengan keluarga, atau merencanakan ide bisnis baru.
Anda juga bisa membatasi waktu akses situs belanja online dengan aplikasi StayFocused. Dengan begitu, tetapkan waktu sederhana, misal hanya 10 – 15 menit setiap hari agar Anda tahu kapan waktunya berhenti dan lanjut mengerjakan pekerjaan lainnya.
2. Hapus aplikasi atau lakukan pemblokiran
Mengunjungi aplikasi/situs belanja online mungkin akan memberi Anda waktu beberapa menit untuk bersantai, tapi bila ujung-ujungnya Anda hanya melakukan pembelian yang tidak dibutuhkan, ini saatnya Anda harus menghapus aplikasi atau melakukan pemblokiran pada situs belanja online tersebut. Anda bisa menggunakan aplikasi gratis LeechBlock untuk peramban Firefox dan StayFocused untuk Chrome yang memungkinkan Anda menentukan sendiri situs web mana saja yang ingin diblokir dan kapan harus memblokirnya. Dengan begitu fokus Anda tidak akan terganggu, membuat Anda punya lebih banyak waktu produktif untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan setiap hari.
3. Bereskan setiap ruangan di rumah
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research, Anda akan cenderung melakukan pembelian ketika sedang duduk di ruangan yang berantakan dibanding ketika berada di ruangan yang rapi. Serta, besar kemungkinan untuk berbelanja lebih banyak. Ini ada hubungannya dengan kontrol diri, membuat orang yang berada di lingkungan yang berantakan akan menjadi tidak terkendali, dan dengan berbelanja online dapat membantu mereka mendapatkan kembali semangatnya, meski hanya sementara. Cobalah meluangkan waktu untuk merapikan setiap ruangan di rumah Anda sembari memeriksa barang-barang apa saja yang telah Anda miliki. Dengan melihat dari dekat, bisa menyadarkan kalau Anda ternyata punya lebih dari yang Anda butuhkan sehingga tidak perlu lagi membeli.
Singkirkan barang-barang yang sudah tidak lagi dibutuhkan supaya rumah Anda menjadi lebih rapi. Lagipula itu bisa menjadi treatment untuk menghilangkan kecanduan berbelanja. Anda punya kesempatan untuk membantu orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik dan memberi Anda kesempatan untuk mulai menjalani kehidupan yang lebih sederhana. Fokuslah pada langkah-langkah positif yang sedang Anda lakukan sekarang.
Banyak orang melakukan pembelian online yang tidak direncanakan hanya karena mereka melihat barang yang menarik perhatian ketika berencana hanya untuk melihat-lihat. Meski tidak masalah bila hanya sesekali, namun bila sering dilakukan akan mempengaruhi keuangan Anda. Terlebih bila Anda tidak menghapus informasi kartu kredit di laman pembayaran, tentu akan menyebabkan utang kartu kredit semakin tinggi. Untuk menyiasatinya, Anda bisa terapkan waktu tunggu selama 1 – 3 hari ketika Anda ingin membeli suatu barang yang diinginkan. Atau, Anda bisa meletakkan dulu barang tersebut di keranjang belanja, lalu berjalan-jalanlah keluar atau telepon teman dan beritahu mereka akan hal itu. Seringkali, dengan menjernihkan pikiran dapat membantu Anda sadar bahwa tidak benar-benar menginginkan dan membutuhkan barang itu.
5. Pikirkan hal lain yang lebih penting
Berhenti berbelanja online dan pikirkan hal-hal yang membuat Anda semangat untuk menjalani hidup. Apa satu hal yang ingin benar-benar Anda lakukan? Misal, ingin memiliki tempat tinggal sendiri, melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ingin menunaikan ibadah haji/umroh, hingga keinginan untuk lebih banyak beramal. Tujuan hidup tersebut usahakan selalu ada di pikiran Anda agar dapat memberi semangat menabung demi mencapai tujuan yang lebih penting daripada sekedar membeli sepasang sepatu baru. Jumlahkan berapa banyak uang yang Anda habiskan setiap bulan untuk berbelanja online. Setelah mengetahuinya, putuskan untuk memasukkan 75% dari jumlah uang tersebut ke rekening tabungan khusus setiap bulan agar dapat mencapai tujuan hidup Anda. Ketika mulai tergoda untuk berbelanja online lagi, luangkan waktu sejenak untuk memikirkan kembali tujuan hidup yang sudah dimiliki.
6. Cari hiburan sendiri yang lain
Banyak orang mengakses situs/aplikasi belanja online saat sedang bosan berada di rumah. Tidak ada hobi atau aktivitas lain yang ingin dilakukan membuat belanja online sebagai satu-satunya hiburan yang Anda miliki. Penjelajahan secara acak membuat Anda mudah tergoda dengan barang-barang yang menarik perhatian meski tidak dibutuhkan. Yang penting, rasa bosan dapat terobati dengan melakukan hal tersebut. Nah, kalau sudah begini, Anda harus segera mencari hiburan atau aktivitas lain yang bisa mengalahkan ketertarikan pada belanja online. Misalnya, menonton film, baca buku, mempelajari resep baru dari YouTube, membuat blog, belajar buat furnitur baru, atau bahkan membuat tutorial make-up. Ini sebagai langkah untuk memerangi kebosanan dengan menemukan hiburan baru yang sesuai dengan minat Anda selain berbelanja online.
7. Belanja tanpa melakukan pembayaran
Seorang profesor dari Universitas Negeri New York di Buffalo mengatakan bahwa untuk memutuskan suatu pembelian saat berbelanja online hanya membutuhkan waktu sepersekian detik tanpa melibatkan pemikiran yang rasional. Ini dikarenakan berbelanja online hanya membutuhkan Anda untuk melakukan ‘klik’ sekali dan berhasil. Bagi beberapa orang, aliran adrenalin saat berbelanja sama dengan efek yang diciptakan oleh alkohol/obat-obatan terlarang yang membuat ketagihan.
Salah satu cara untuk memeranginya adalah dengan memberi diri Anda waktu dan kebebasan untuk berbelanja online seperti biasanya, namun kali ini Anda jangan sampai melakukan pembayaran. Hapus semua informasi kartu kredit, e-wallet, hingga nomor rekening di laman pembayaran agar Anda kesulitan ketika akan meneruskannya. Keputusan untuk membeli barang-barang yang diinginkan menciptakan gelombang emosi positif, meski Anda tidak harus benar-benar membelinya itu juga akan menciptakan efek yang sama. Masukkan semua barang yang Anda inginkan ke dalam keranjang belanja, lalu jangan memeriksanya kembali, tutup segera aplikasi/situs yang Anda akses, dan berjalanlah pergi, tinggalkan perangkat Anda. Anda tetap akan merasakan sensasi yang dapat memuaskan keinginan berbelanja.
8. Lakukan riset sebelum membeli
Sebelum memutuskan untuk membeli sebaiknya luangkan beberapa menit untuk lebih dulu meneliti produk yang akan dibeli. Baca ulasan pelanggan, ulasan dari para pakar, cari produk yang sebanding untuk perbandingan, dan tanyakan kepada teman yang pernah memiliki pengalaman dengan produk atau situs belanja online yang serupa. Cari tahu apakah sekarang adalah waktu terbaik untuk membeli barang tersebut dan apakah ada harga yang lebih baik di lain tempat. Terapkan cara ini ketika akan membeli produk apapun, termasuk saat membeli pakaian, sepatu, makanan, alat elektronik, dll. Pada saat Anda selesai melakukannya, Anda mungkin menemukan harga yang lebih murah, produk yang lebih baik, atau menyadari kalau Anda tidak lagi menginginkannya.
Belanja online bisa menjadi berkah sekaligus malapetaka. Meski dapat menghemat waktu dan memudahkan Anda untuk berbelanja secara pribadi, namun banyak orang menghabiskan uang lebih dari apa yang sudah mereka rencanakan, melebihi kemampuan mereka, dan justru menjadi malapetaka. Lagipula, situs/aplikasi belanja online tidak pernah tutup yang memungkinkan Anda untuk berbelanja barang apapun meski di tengah malam sekalipun. Ini menjadi tantangan baru bagi Anda yang sedang mencoba untuk menghemat uang. Kembali lagi, ada hal yang benar-benar harus Anda pikirkan soal berbelanja online, apakah itu sebuah kebiasaan yang baik atau kebiasaan buruk yang hanya menimbulkan kesenangan sesaat?
Referensi:
Heather Levin. How to Curb Your Online Shopping Addiction – 9 Tips to Buy Less. Moneycrashers.com: https://bit.ly/2Klf495
Sharon Profis. 22 Februari 2012. Five ways to put a stop to online impulse shopping. Cnet.com: https://cnet.co/3cLnR0n