5 Perbedaan Dropship dan Reseller yang Wajib Diketahui

Terdapat perbedaan dropship dan reseller yang belum banyak diketahui. Kerap kali dropship dan reseller diartikan sama, padahal keduanya memiliki definisi yang cukup berbeda. Selain itu masing-masing dari dropship dan reseller memiliki kelebihannya tersendiri.

Sebelum membahas mengenai perbedaan diantara keduanya, terlebih dahulu pahami penjelasan mengenai reseller dan dropship beserta kelebihan dari masing-masing berikut ini.

Pengertian Dropship

Sistem kerja dari dropship lebih berorientasi pada konsumen atau pelanggan. Alur kerjanya sangat mudah dan praktis. Anda sebagai dropshipper menerima pesanan dari konsumen, termasuk pemberian alamat hingga melakukan pembayaran produk. Setelahnya, Anda menghubungi pihak supplier untuk menyediakan produk yang dipesan. Pihak supplier juga yang akan melakukan pengemasan (packing) hingga mengurus pengiriman barang ke konsumen melalui ekspedisi.

Dropshipper akan mendapatkan komisi dari setiap transaksi yang dilakukan. Umumnya harga jual yang ditawarkan dropshipper sedikit lebih tinggi dari harga jual dari supplier. Selisih harga tersebut dapat menjadi komisi bagi dropshipper. Konsumen melakukan transfer kepada dropshipper sesuai harga dropship, sedangkan dropshipper mentransfer sejumlah harga awal kepada supplier.

Meskipun mudah dan praktis, akan tetapi sistem ini membutuhkan kepercayaan terutama dengan supplier. Oleh karena itu, Anda harus memilih supplier yang tepat dan produknya berkualitas.

Adapun kelebihan dropshipper diantaranya:

  • Tidak perlu menyetok barang.
  • Cukup bermodal kuota internet saja.
  • Jam kerja fleksibel.
  • Sistem penjualannya mudah serta praktis.
  • Dapat menjual barang bervariasi.
  • Dapat menekan biaya overhead.

Baca juga: Apa Itu Dropshipping? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Memilih Supplier

Pengertian Reseller

Reselling sesuai namanya berarti menjual kembali. Sistem kerja yang digunakan terbagi dalam beberapa model supaya lebih efisien dalam menjalankan perannya dalam bisnis online. Penjelasan model sistem kerja reseller tersebut diantaranya:

1. Model Bagi Hasil

Pada model ini, reseller dan supplier melakukan bagi hasil 50:50 dari imbal hasil penjualan produk. Sistem ini juga bisa dilakukan oleh dropshipper, hanya saja perbedaannya terletak pada penyediaan stok barang.

2. Model Jaminan

Supplier akan menarik sejumlah uang kepada reseller sebagai jaminan. Di saat reseller menyalahi kesepakatan dengan supplier, maka supplier tidak akan mengembalikan uang jaminan tersebut.

3. Model Web Replika

Reseller akan mendapatkan replika web dari supplier. Baik itu dengan meminta reseller untuk membuat akun di website supplier, atau dengan mengunduh aplikasi tertentu.

4. Model Web Alone

Reseller akan mendapatkan keleluasaan untuk mengelola sendiri website toko online nya. Akan tetapi web tersebut masih ada di bawah kendali supplier untuk memantau apakah reseller telah mencapai target penjualan tertentu.

5. Model Jual Beli

Pada model sistem ini, reseller wajib membeli barang dengan harga tertentu. Biasanya supplier akan memberikan beberapa benefit termasuk membership.

Umumnya model jual beli ini membutuhkan modal awal yang cukup besar. Sehingga calon reseller harus menyiapkan sejumlah modal untuk membeli produk. Jika Anda membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha reseller, Anda bisa mengajukan pinjaman ke Investree yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Investree menjadi jembatan yang mempertemukan antara Anda sebagai peminjam (Borrower) dan pemberi pinjaman (Lender). Selain proses mudah dan cepat, Anda bisa mendapatkan tingkat bunga dan biaya kompetitif berdasarkan sistem credit-scoring modern mulai dari 1% per bulan. Daftar Investree sekarang juga dan kembangkan usaha Anda. Dengan modal tersebut, Anda bisa mengembangkan usaha reseller dengan lancar dan maksimal.

Perbedaan Dropship dan Reseller

Dari penjelasan di atas, telah terlihat beberapa perbedaan antara dropship dengan reseller, yaitu:

1. Sistem Kerja

Model sistem kerja dropship dan reseller berbeda. Model sistem kerja dropship umumnya hanya satu, sedangkan model sistem kerja reseller ada 5 jenis.

Sistem kerja dropship biasanya tanpa modal awal, sementara reseller seringkali membutuhkan modal awal sebagai untuk jaminan atau membeli produk.

2. Penyediaan Barang

Dalam hal penyediaan barang atau stok, dropship dengan reseller juga memiliki perbedaan. Dropship tidak perlu menyetok barang, karena barang langsung dipersiapkan dan dikirimkan oleh supplier ke konsumen. Sedangkan untuk reseller perlu menyetok barang. Sehingga reseller membutuhkan tempat untuk menyimpan barang.

3. Pemasaran

Reseller dapat melakukan promosi atau pemasaran secara fleksibel, sebab reseller telah menyetok barang secara langsung. Sementara dropship lebih terbatas. Karena tidak menyetok barang, sehingga promosi hanya bisa dilakukan secara online dengan bahan promosi yang telah disediakan.

4. Pengiriman

Dalam hal mengirimkan barang ke konsumen, dropship tidak perlu melakukannya sendiri karena dropshipper tidak menyetok barang langsung. Pengiriman barang akan dilakukan oleh supplier. Berbeda dengan reseller yang harus mengemas dan mengirim barang ke konsumen secara langsung.

Demikian penjelasan mengenai perbedaan dropship dan reseller. Semoga bermanfaat.

Referensi :

Riza Dian Kurnia. 28 Juli 2021. Perbedaan Reseller dan Dropship, Sama-Sama Untung!. Qoala.app: https://bit.ly/3CWYKF5