NPL atau Non Performing Loan adalah sebuah indikator sehat atau tidaknya aset pada suatu lembaga keuangan, baik itu bank ataupun fintech. Indikator kualitas dari aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank serta kecukupan manajemen risiko kredit. Dari informasi NPL tersebut, Anda akan mendapat bahan evaluasi atas kondisi rentabilitas, kondisi permodalan, risiko kredit, likuiditas, hingga risiko pasar lembaga keuangan tersebut. Misalnya, jika keberadaan NPL bermasalah, maka akan berpengaruh ke penurunan modal bank. Jika masalah ini tidak segera diatasi, maka akan berpengaruh ke penyaluran kredit di periode yang akan datang. Dengan mengetahui adanya indikasi masalah dalam suatu lembaga keuangan, maka Anda bisa memberi solusi cepat untuk mengatasinya sehingga tidak berdampak buruk.
Manfaat Mengetahui NPL
- Mengetahui Kinerja Lembaga Keuangan
Jika rasio NPL semakin tinggi, maka dapat disimpulkan ada masalah pada kinerja bank tersebut. Akibat negatif yang muncul selanjutnya juga akan semakin banyak. Sebaliknya, jika rasio NPL kecil, maka kinerja bank tersebut baik dan memenuhi fungsinya, yaitu menghubungkan dua belah pihak. Pihak pertama yang ingin menyimpan atau mengembangkan uangnya dan pihak kedua yang membutuhkan uang sehingga mengajukan kredit kepada lembaga keuangan.
- Mengetahui Berapa Persentase Kredit Macet
Penting bagi Anda untuk mengetahui ada beberapa jenis nasabah yang memohon kredit. Pertama, ada nasabah yang selalu tepat waktu membayar kredit. Namun, ada juga nasabah yang jarang membayar kreditnya sehingga menimbulkan kredit macet. Kredit macet ini akan membuat rasio NPL meningkat. Satu nasabah saja dapat menimbulkan peningkatan drastis pada rasio NPL. Jika pada suatu lembaga keuangan terdapat banyak nasabah dengan kredit macet, maka lembaga keuangan tersebut gagal melakukan fungsinya.
Dampak NPL yang Tinggi
- Likuiditas
Likuiditas terkait pada kemampuan suatu lembaga keuangan untuk membayar pihak ketiga. Pihak ketiga adalah pihak yang bekerja di dalam lembaga keuangan tersebut. Jika terjadi masalah pada likuiditas, maka lembaga tersebut harus mengurangi pegawai yang dipekerjakan.
- Solvabilitas
Masalah solvabilitas muncul di internal lembaga ketika modal lembaga keuangan tersebut berkurang dan gagal melakukan fungsinya.
- Rentabilitas
Rentabilitas berhubungan pada piutang nasabah yang bisa ditagih atau tidak. Tidak jarang kasus di mana nasabah melarikan diri saat kreditnya ditagih. Jika ini terjadi, utang yang dipinjamkan oleh lembaga keuangan tersebut tidak dapat kembali.
Cara Menghitung NPL
Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) ideal adalah sebesar 5%. Rasio di atas 5% menunjukkan kredit macet lebih banyak daripada kredit lancar. Berikut adalah rumus perhitungannya:
Rasio NPL = (Total NPL / Total Kredit) x 100%
Contoh Kasus:
Berdasarkan data sebuah bank pada Juni 2021, total kredit yang disalurkan yaitu Rp5.000 triliun dengan total NPL Rp180 triliun. Rasio NPL dapat dihitung sebagai:
NPL = [(Kredit Kurang Lancar + Diragukan + Macet) / Total Kredit Disalurkan] x 100%
NPL = [180 / 5000] x 100% = 3,6%
Nah, itu dia pengertian dan cara menghitung NPL lengkap dengan contohnya. Bagi Anda yang membutuhkan suntikan modal untuk mengembangkan usaha, P2P Lending dari Investree adalah tempat yang tepat. Dengan angka TKB90 yang selalu di atas 95%, membuktikan Investree hanya menawarkan pada Anda borrower (peminjam) yang berkualitas yang membayar pinjaman tepat waktu. Imbal hasil juga beragam, mulai dari 14 hingga 20% per tahun. Proses pendaftaran juga mudah, cepat, dan 100% online. Tertarik? Yuk, kembangkan usaha Anda bersama Investree!
Referensi:
https://www.modalrakyat.id/blog/npl-adalah