Peran Inklusi Keuangan terhadap Pertumbuhan UKM di Indonesia

Sudah tahu belum bulan Oktober adalah Bulan Inklusi Keuangan? Setiap tahunnya, Bulan Inklusi Keuangan diperingati untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait produk dan layanan keuangan dan membuka akses keuangan yang lebih luas bagi setiap lapisan masyarakat. Tidak hanya itu, inklusi keuangan dapat berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Untuk itu, Investree sebagai fintech lending yang senantiasa mendukung OJK dalam upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat akan membagikan informasi terkait pentingnya inklusi keuangan bagi pertumbuhan UKM dan pada akhirnya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Sebenarnya, apa arti dari inklusi keuangan? Pasti Anda sudah sering mendengarnya, kan?

Inklusi keuangan dapat diartikan sebagai kondisi di mana setiap anggota masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan (seperti pembayaran, pinjam-meminjam, tabungan, dan sebagainya) yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Harapannya, untuk meniadakan segala bentuk hambatan terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan.

Bagi Anda yang tinggal di kota besar, layanan keuangan mungkin sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bahkan, Anda sudah bisa mengaksesnya dengan leluasa menggunakan ponsel pintar Anda – semua tersedia, mulai dari pembayaran, investasi, perbankan. Benar, kan?

Namun, masih ada banyak bagian masyarakat yang tidak memiliki akses bahkan pengetahuan tentang layanan keuangan. Misalnya, kelompok berpendapatan rendah dan tidak teratur serta masyarakat pinggiran. Tidak hanya individu, tentunya masih ada pelaku UKM yang belum terjamah layanan keuangan, biasanya kita sebut unbanked. Nah, inilah yang menjadi fokus pengembangan inklusi keuangan. Apalagi, sektor UKM berpotensi menggenjot perekonomian Indonesia (pada tahun 2017, UKM menyumbang 62% bagi PDB Indonesia, lho!). Lantas, apa saja perannya dan mengapa inklusi keuangan dianggap sangat penting? Berikut Investree punya jawabannya selengkapnya. Simak, yuk!

Memberi kemudahan akses permodalan

Bagaimanapun, modal usaha selalu dibutuhkan pemilik bisnis untuk menjalankan usahanya. Misal untuk membeli stok produk, bahan baku, membayar gaji karyawan, sewa tempat usaha, dan biaya operasional lainnya. Modal juga berguna untuk memperlancar arus kas, mendukung Anda melakukan inovasi, menjalankan pemasaran, hingga melangsungkan ekspansi bisnis.

Bahkan, kemudahan mengakses permodalan bisa menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah bisnis. Menurut survei yang dilakukan oleh peneliti di UCLA, NYU, dan Texas University, bisnis yang bisa memperoleh pinjaman modal usaha mampu mempertahankan kelangsungan bisnisnya hingga 50%. Sedangkan, bisnis yang sulit mendapat pinjaman modal usaha memiliki tingkat kegagalan hingga 70%. Sebegitu pentingnya modal usaha bagi keberlanjutan sebuah bisnis, apakah Anda setuju? Maka, sudah sepatutnya UKM di Indonesia dapat memperoleh akses permodalan seluas-luasnya agar bisa terus berkembang. Sebuah usaha hanya akan berjalan di tempat bila tidak mendapat akses permodalan yang lancar.

Menambah peluang untuk membuka usaha

Seperti yang kita ketahui bersama, bila jumlah pengusaha di Indonesia bertambah tentu akan mendatangkan banyak manfaat, seperti:

  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Setiap satu usaha baru yang dibuka menambah satu lapangan pekerjaan sehingga bisa membuka kesempatan kerja bagi masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan karena keterbatasan ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah pengusaha, kita semakin mampu mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.

  • Mengurangi jumlah pengangguran

Tingkat pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun dari CIA World Factbook menunjukkan bahwa tingkat pengangguran (unemployment rate) di Indonesia masih sebanyak 5,6% pada tahun 2017. Sehingga, semakin banyaknya jumlah pengusaha di Indonesia bisa bantu menyelesaikan masalah pengangguran. Memberi banyak pilihan dan peluang pekerjaan bagi para pencari kerja.

  • Meningkatkan daya saing

Ketika praktik inklusi keuangan mulai dijalankan, sekarang siapa saja bisa menjadi pengusaha. Tidak ada batasan yang membuat masyarakat menjadi enggan untuk memulai sebuah usaha. Bertambahnya pemain di dunia bisnis tentu menambah daya saing yang bisa menggerakkan daya beli konsumen. Kalau ditanya, Anda lebih suka disodorkan banyak pilihan atau terbatas hanya bisa memilih satu? Pasti akan lebih menyenangkan bila kita bisa membandingkan antara satu dengan yang lainnya dan memilih satu penawaran yang terbaik. Secara tidak langsung, daya saing bisnis bisa mendorong para pemiliknya untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen, serta membuat mereka tidak malas berinovasi agar dapat terus berkembang.

Membuka jalan untuk berkembang

Inklusi keuangan nyatanya juga memiliki peran dalam memberi pengetahuan dan pemahaman seputar literasi keuangan terhadap kalangan masyarakat unbanked. Dalam menjalankan sebuah bisnis, pemilik bisnis harus memiliki kemampuan dan pengetahuan seputar keuangan untuk mengelola keuangan bisnis secara efektif. Karena itu, literasi keuangan sangat dibutuhkan bagi setiap pengusaha.

Nantinya, kemampuan pemilik bisnis dalam mengenali dan mengakses lembaga keuangan akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan bisnisnya. Literasi keuangan dapat bantu memberi pemahaman seputar cara mengelola keuangan dan manajemen UKM dengan benar agar mereka dapat menjalankan bisnis lebih baik. Mengelola setiap aset yang dimiliki dengan benar supaya bisnis berjalan lebih produktif. Sehingga dapat membantu bisnis yang semula berjalan menggunakan perhitungan tradisional menjadi lebih terstruktur dengan menerapkan pembukuan sistematis. Anda sebagai pemilik bisnis yang memahami literasi keuangan tentu dapat menjalankan bisnis secara lebih efektif dan efisien. Yang kemudian, semakin mempermudah Anda untuk bisa maju dan mengembangkan bisnis.

Pada akhirnya, inklusi keuangan dapat memacu tingginya pendapatan nasional yang diperoleh dari pertumbuhan UKM dan semakin bertambahnya nilai investasi yang masuk ke negara kita. Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat kinerja UKM di Indonesia bisa didasarkan pada pertumbuhan bisnis, total pendapatan, tingkat transaksi, serta arus kas bisnis. Bila keempat indikator tersebut selalu menunjukkan hasil positif, berarti inklusi keuangan berhasil menjalankan perannya mendorong pertumbuhan UKM di Indonesia.

Sudah tahu, kan, seberapa pentingnya inklusi keuangan bagi kemajuan UKM dan kesejahteraan kita semua? Makanya, yuk, dukung pengembangan inklusi keuangan dengan berpartisipasi dalam serangkaian aktivitas yang sudah disiapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan para penyedia layanan keuangan lainnya di Bulan Inklusi Keuangan ini. Jangan khawatir, demi keamanan Anda, OJK telah menyiapkan Virtual Expo BIK 2020 sehingga Anda dapat tetap teredukasi saat berada di rumah. Pameran ini berlangsung dari tanggal 5 Oktober – 3 November 2020. Dengan mengakses situs web www.bik2020.id, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi terkait keuangan dari berbagai institusi keuangan serta menyaksikan beragam materi yang menarik dan edukatif juga pastinya. Jika sudah berada di pameran tersebut, jangan lupa kunjungi virtual booth Investree juga, ya. Yuk, kita mulai dari sini – bersama satukan aksi keuangan inklusif untuk Indonesia maju!

Referensi:

Laila Nurjannah. 2017. Peran Inklusi Keuangan Terhadap Perkembangan UMKM di Yogyakarta: https://bit.ly/3nd8mnC

Wira Iko. 2019. Pengaruh Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja UMKM di Kecamatan Moyo Utara: https://bit.ly/2Shl9aH