Kuno! Kalau taunya cuma perusahaan-perusahaan besar saja yang bisa menjalankan bisnis waralaba (franchise). Beberapa tahun belakangan ini, sudah banyak bisnis yang merek dagangnya semakin dikenal karena menerapkan model bisnis waralaba. Tingginya peminat di Indonesia membuat banyak pemilik bisnis tertarik melakukan model bisnis tersebut untuk membantu bisnisnya agar lebih cepat berkembang. Meski untuk mendapatkan izin bisnis waralaba dibutuhkan persiapan yang matang, namun semua itu bisa diperoleh jika ada usaha. Bila Anda yakin sudah memiliki basis merek yang kuat, kenapa tidak mencobanya? Berikut Investree punya beberapa tips yang bisa Anda terapkan ketika ingin mulai menjadi pemilik bisnis waralaba. Yuk, simak langsung ulasannya di bawah ini!
Lakukan persiapan dengan benar
Pertama-tama Anda harus memikirkan konsep bisnis yang akan diwaralabakan, bagaimana jalannya bisnis tersebut karena bisnis waralaba membutuhkan detail dan pedoman yang tepat sebagai pondasi untuk bisa berjalan dengan sukses. Coba mulai membuat SOP (Standard Operating Procedure) atau panduan operasional manual yang terkait dengan strategi pemasaran, papan nama, tata cara penyajian, bahan baku dan penyimpanannya, ketetapan logistik, penanganan konsumen, hingga pelatihan staf agar semuanya berjalan dengan cara yang sama.
Saat Anda mempersiapkan dokumen hukum, sebagai pemilik waralaba Anda harus membuat keputusan tentang bagaimana jalannya bisnis. Poin utama yang harus dipertimbangkan adalah persentase royalti atau harga jual bisnis waralaba, jangka waktu perjanjian, ketentuan apakah mitra pewaralaba harus membeli produk/peralatan dari perusahaan Anda, wilayah geografis untuk izin membuka bisnis waralaba, hingga keputusan untuk memiliki penanggung jawab bagi setiap unit/area yang akan dikembangkan. Hal tersebut dilakukan agar semua jelas di awal dan menghindari timbulnya masalah di kemudian hari.
Ketahui ke arah mana Anda ingin berkembang
Pertumbuhan yang stabil dan strategis sangat ideal. Untuk bisa mewujudkannya, Anda harus lebih dulu menetapkan target pencapaian atau tujuan yang ingin dicapai dari melakukan proyek waralaba tersebut. Tentukan pula jalan yang akan diambil agar proses pencapaian tujuan tidak keluar dari jalurnya. Pikirkan strategi bisnis dan tujuan jangka panjang yang rasional. Tetapkan ke arah mana perkembangan bisnis akan dibawa, apakah hanya akan menjadi bisnis lokal, atau akan berkembang di seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri dengan menerima pewaralaba dari berbagai wilayah.
Anda juga harus memperhitungkan jangka waktu kembalinya modal usaha dari masing-masing pewaralaba. Semakin pendek waktunya, semakin mudah untuk menarik minat mereka. Jangan lupa juga memperkirakan seberapa kuat merek bisnis Anda sehingga siap untuk diwaralabakan. Serta, tidak ada salahnya membuat analisis tentang ancaman yang dapat melemahkan bisnis waralaba ke depannya. Agar Anda juga siap dengan berbagai solusi yang dapat mengurangi kerugian mitra pewaralaba.
Teliti dalam memilih mitra pewaralaba
Meski menginginkan bisnis untuk bisa segera berkembang, bukan berarti Anda melakukannya dengan serampangan. Ada baiknya memilih mitra pewaralaba dengan selektif. Bukan hanya mereka yang punya modal, tapi mereka yang juga memiliki visi-misi yang sama dengan Anda. Cari orang yang tepat, apakah mereka memiliki latar belakang yang sesuai untuk menjalankan bisnis waralaba tersebut. Ini dilakukan karena mereka harus mampu menjadi perwakilan merek bisnis Anda, jadi harus cocok. Bagaimanapun, Anda juga harus bertindak sebagai pelindung merek agar bisnis Anda berhasil berkembang. Pengenalan melalui proses wawancara juga bisa dilakukan untuk membantu Anda memilih mitra pewaralaba yang sesuai.
Cari cara untuk melindungi merek
Setelah Anda berhasil membangun merek bisnis dan sekarang ingin mengembangkannya, jangan sampai merek yang sudah susah-payah Anda bangun menjadi hancur berantakan karena proyek waralaba. Sebagai pemilik waralaba, aset yang paling berharga adalah merek bisnis Anda sendiri, jadi lindungi merek tersebut dengan segala cara. Misalkan, merek bisnis Anda mewakili budaya, keyakinan, dan sikap terhadap pelanggan, sehingga Anda harus memberi mitra pewaralaba kemampuan untuk mewakili merek tersebut. Dalam perjanjian kemitraan harus mengatur kesepakatan dan peran masing-masing pihak. Perjanjian tersebut nantinya digunakan untuk memilah tanggung jawab dan wewenang, atau mengatur penggunaan aset merek. Ini dilakukan agar mitra pewaralaba tidak menggunakan aset merek dengan sembarangan tanpa persetujuan.
Lalu, karena tindakan plagiat marak terjadi hingga detik ini, Anda juga harus mewaspadainya. Dengan begitu, agar merek bisnis Anda tidak diduplikasi oleh pihak lain, Anda harus mendaftarkan merek bisnis ke Ditjen Kekayaan Intelektual (DJKI) demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Bersiap untuk adaptasi
Menjadi pemilik waralaba berarti Anda akan terlibat dalam aktivitas yang berbeda dari hanya sekedar pemilik bisnis. Sebab, tidak hanya sebagai seorang pengusaha, Anda juga bertindak sebagai guru/penasihat bisnis. Anda juga harus mendukung mitra pewaralaba agar bisnis mereka juga bisa berjalan dengan baik. Penting untuk menanyakan kepada diri Anda, apakah Anda merasa nyaman dan mampu memiliki peran ganda seperti itu?
Selain itu, ketika mewaralabakan bisnis, Anda juga harus melepaskan sebagian kendali yang Anda miliki atas konsep yang akan dijalankan. Mitra pewaralaba tidak mungkin bisa melakukannya sama persis seperti yang Anda lakukan. Mereka bisa saja melakukannya dengan lebih baik atau bahkan lebih buruk. Karena itu, Anda harus bersiap dalam segala situasi yang mungkin terjadi. Jadikan diri Anda lebih fleksibel agar bisa beradaptasi di kondisi apapun.
Bangun relasi dengan mitra pewaralaba
Pada awalnya Anda akan membutuhkan waktu untuk pendekatan, namun itu wajib dilakukan dengan semakin seringnya terjalin komunikasi, baik secara online maupun bertatap muka secara langsung. Lakukan semua yang bisa Anda lakukan untuk mendorong kesuksesan para mitra pewaralaba, misal dengan merayakan kemenangan atau suatu pencapaian. Buat grup obrolan yang memungkinkan semua mitra pewaralaba bisa berbagi informasi dan saling bertukar pikiran. Bahkan, Anda bisa melakukan pertemuan rutin untuk semakin mendekatkan hubungan antara Anda dengan mitra-mitra pewaralaba lainnya. Sehingga ketika terjadi kendala dalam operasional usaha, Anda juga bisa memberi masukan penyelesaian kepada para mitra. Atau, Anda juga bisa berbagi strategi bisnis agar bisa saling mendukung untuk mendapatkan hasil terbaik dan merek bisnis Anda semakin dikenal.
Sediakan tim dukungan manajemen berkelanjutan
Umumnya dalam bisnis waralaba semua tanggung jawab manajemen diserahkan ke pemilik waralaba. Dengan demikian, peran pemilik/franchisor sangat penting dalam tatanan fungsi manajemen. Anda harus mampu menyediakan dukungan manajemen yang memadai dan berkelanjutan kepada seluruh mitra pewaralaba, seperti dukungan dari segi suplai bahan baku, pemasaran, foto produk, desain outlet, seragam karyawan, dan sebagainya. Tidak lupa juga untuk mendaftarkan bisnis dalam bentuk badan usaha atau badan hukum (CV/PT) karena bisnis yang diwaralabakan memerlukan kekuatan hukum. Sebab nantinya, setiap perjanjian dengan pewaralaba harus terdaftar di Kementerian Perdagangan.
Itu tadi 7 tips yang bisa membantu ketika ingin menjadikan bisnis Anda saat ini sebagai bisnis waralaba agar bisa berkembang dengan lebih cepat. Itu bukan lagi hanya sekedar mimpi, Anda bisa coba untuk mewujudkannya. Yang terpenting, jangan terlalu egois memikirkan keuntungan sendiri. Anda juga harus memastikan bahwa bisnis waralaba yang diciptakan bisa memberi keuntungan bagi para mitra pewaralaba. Kenapa? Karena kepercayaan adalah kunci keberhasilan dari model bisnis ini.
Referensi:
Young Entrepreneur Council. 14 November 2012. Want To Franchise Your Small Business? 8 Tips To Get Started. Forbes.com: https://bit.ly/2RnYOHN
Carol Tice. 12 Februari 2010. Franchise Your Business in 7 Steps. Entrepreneur.com: https://bit.ly/2RrauK1