Wajib Dihindari! 5 Hal yang Luput dari Gaya Hidup Anak Jaksel

Ngomongin soal anak Jaksel, mereka punya ciri khas seperti suka menggunakan bahasa bilingual ketika berbicara. “Which is gue butuh staycation buat ngilangin burnout,” cara bicara yang seperti itu tidak lagi canggung bagi mereka. Tak hanya itu, gaya hidup yang serba mahal seperti wajib pakai barang branded, minum kopi premium, sampai hangout di bar kekinian, melekat dengan image mereka. Ini membuat pengeluaran harian mereka jadi besar. Padahal sebanyak apapun penghasilan seseorang bila tidak diimbangi dengan kontrol yang baik, akan bikin sulit kaya. Nah, kalau mau finansial Anda baik-baik saja, coba hindari kebiasaan yang sering luput dari gaya hidup anak Jaksel berikut. Investree siapkan ulasannya untuk Anda di bawah ini! 

Tidak punya rencana keuangan jangka panjang

Apakah kita hanya hidup untuk hari ini? Ada masa nantinya usia kita sudah tidak produktif lagi dan hanya bisa menikmati hari tua dari dana pensiun. Nah, apa jadinya kalau dana pensiun saja tidak punya. Bagaimana hidup kita nanti? Itu mengapa penting untuk mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin. Bisa dengan berinvestasi atau dengan memperbanyak aset lainnya. Tabungan di masa muda akan sangat berarti di hari tua Anda nanti. Coba untuk susun tujuan keuangan Anda, mulai dari tujuan jangka pendek hingga jangka panjang. Dengan begitu, Anda punya alasan untuk mengelola keuangan lebih baik. Mulai alihkan pengeluaran yang tidak perlu ke tabungan atau investasi untuk mencapai tujuan keuangan tersebut. Selalu prioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan.

Kebiasaan tidak menghitung pengeluaran

Ada yang bilang, tolak ukur seseorang dikatakan kaya adalah ketika mereka membeli sesuatu tanpa mengkhawatirkan harganya. Anggapan ini bisa keliru karena kemudian diadaptasi menjadi pengeluaran sembarangan tanpa menghitung berapa banyak uang yang keluar dan yang masih tersisa. Padahal seorang miliarder sekalipun harus berupaya mempertahankan kekayaan mereka, dengan tetap berhati-hati pada arus keluar-masuknya uang. Nah, kalau Anda menganggap pengeluaran berlebihan dan sembarangan itu keren, siap-siap kondisi keuangan Anda terganggu dan semakin sulit menjadi kaya. 

Cobalah untuk mulai menghitung pengeluaran Anda per hari hingga per bulan dan memberi limit yang jelas. Dengan begitu, Anda tidak akan membeli yang tidak mampu dibeli, dan tidak memilih gaya hidup yang tak sesuai dengan pemasukan. Hadapi kenyataan dengan mata terbuka, bahkan ketika harus meninggalkan zona nyaman Anda. 

Tak pikir panjang membayar biaya berlangganan

Anak jaksel saat ini cukup banyak menghabiskan uang mereka untuk biaya berlangganan streaming video dan musik, seperti Netflix, Spotify, HBO GO, sampai langganan keanggotaan kelas yoga, gym, dan lainnya yang membuat mereka tak henti-henti membayar tagihan. Jika Anda juga melakukan hal yang sama, coba tanyakan ke diri Anda, apakah Anda benar-benar membutuhkan semua itu? Apakah uang yang Anda keluarkan sepadan dengan hasil yang didapat? Karena bila semua biaya itu dikumpulkan, nilainya juga terbilang besar. Apalagi bila Anda hanya sesekali memanfaatkannya. Coba seleksi lagi mana yang benar-benar dibutuhkan dan batasi pengeluaran untuk biaya berlangganan. Jika masih ada yang gratis atau berbiaya ringan, kenapa harus membayar mahal untuk sesuatu yang bukan terbilang kebutuhan utama.  

Bangga punya kartu kredit

Ini artinya Anda memilih hidup dengan uang pinjaman. Menggunakan kartu kredit untuk membeli kebutuhan pokok, sangat tidak disarankan. Ujung-ujungnya Anda akan terbiasa gali lubang, tutup lubang, dan membuat uang yang Anda miliki selalu kurang. Kenapa? Kartu kredit membuat Anda harus membayar bunga. Apalagi kalau terbiasa hanya membayar tagihan minimalnya. Belum lagi kalau ada keterlambatan. Bunga tersebut akan membuat barang-barang yang Anda beli menjadi lebih mahal dari harga aslinya. Sehingga pengeluaran jadi lebih besar. 

Ketika Anda sering menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang branded, Anda tetap harus mengukur kemampuan bayar Anda. Jangan biarkan lingkungan sosial justru memberi tekanan pada hidup Anda. Karena bukan mereka yang akan membayar semua tagihan Anda. Sehingga Anda harus tetap memiliki prinsip sendiri dalam pengeluaran dan menggunakan logika untuk mengukur dampak setiap pengeluaran terhadap diri Anda.

Keharusan selalu hidup nyaman

Beli semua barang yang diinginkan, healing saat stres kerja, beli makan di luar pakai ojek online tiap hari, hangout bareng teman setiap minggu, memang bisa hidup paling nyaman. Tapi, apa bisa kita hidup seperti itu terus? Namanya roda kehidupan, kadang di atas dan kadang di bawah. Tidak bisa hidup senang terus, nyaman terus. Seorang jutawan Steve Siebold dilansir dari Liputan6.com juga mengatakan, kita harus berkorban untuk bisa mengumpulkan banyak uang. “Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosional, adalah tujuan utama dari pola pikir kelas masyarakat menengah,” ungkap Steve. Bahkan, seorang jutawan pun belajar dari rasa tidak nyaman di hidupnya karena banyak yang harus mereka korbankan untuk bisa menjadi jutawan. 

Menurut data Wealth-X Billionaire Census 2015-2016 dari Liputan6.com, ada sebanyak 294 miliarder perempuan dan 2.179 miliarder laki-laki di dunia. Data tersebut juga menunjukkan penyebaran aset mereka yang paling besar atau sebanyak 46% berupa aset pribadi bernilai ekonomi, 22,2% berupa uang kas, dan hanya 3,7% berupa real estate dan barang mewah. Mereka masih lebih memilih untuk memperbanyak aset pribadi dalam bentuk tabungan dan investasi. Tidak serta-merta menghabiskan kekayaan mereka untuk membeli barang-barang mewah dan selalu berfoya-foya. Kenapa kita tidak mencontohnya? Daripada keseringan flexing di media sosial yang buat kita tak pernah puas.

Referensi:

Aprilia Wahyu Melati. 14 April 2022. Jangan Bilang Mau Jadi Jutawan Jika Ogah Mengorbankan 11 Hal Ini. Liputan6.com: https://bit.ly/3yRmriO

Farah Meilinda Putri. 14 Maret 2022. Tips Buat Anak Jaksel: 10 Kesalahan Atur Uang yang Bikin Sulit Capai Financial Freedom. Liputan6.com: https://bit.ly/3LiLFcE