6 Alasan Mengapa Wanita Tidak Boleh Abai dengan Kondisi Keuangannya

Kaum wanita sering mengabaikan kondisi keuangannya karena merasa masih pantas bergantung dengan orang tua atau kerabat lainnya. Memilih berfoya-foya dengan pendapatan yang dihasilkan karena tidak memiliki tujuan finansial yang jelas dan berharap mendapat pasangan yang bisa menunjangnya secara finansial.  Padahal di era modern seperti sekarang ini, banyak cara yang bisa dilakukan oleh wanita untuk mendapat kebahagiaan dan masa depan yang cerah, tanpa harus menunggu pinangan pria kaya-raya.

Bila semakin banyak wanita yang memilih sekolah tinggi dan bekerja, mereka kemudian akan memiliki penghasilan sendiri dan menjadi semakin mandiri, bukankah itu baik? Karenanya, Investree ingin berbagi seputar alasan kenapa wanita tidak boleh abai terhadap kondisi keuangannya agar bisa mencapai masa depan yang bahagia. Simak ulasannya berikut!

Usia hidup yang lebih panjang

Menurut statistik, wanita hidup rata-rata empat tahun lebih lama dari pria. Di Indonesia, usia harapan hidup wanita adalah 76,6 tahun, sedangkan pria adalah 73 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita akan melalui masa pensiun yang lebih lama ketimbang pria. Yang mana, tentu akan membutuhkan dana pensiun yang lebih besar. Bayangkan bila Anda abai tidak mempersiapkan masa pensiun, darimana sumber pendapatan Anda untuk memenuhi kebutuhan hari tua?

Mencukupi semua pengeluaran rumah tangga sendiri tanpa pasangan di masa pensiun tentu akan membuat perbedaan dramatis, sehingga banyak dari mereka yang hidup tidak nyaman di masa pensiun. Seringnya Anda hanya menggantungkan pada dana pensiun suami dengan harapan Anda bisa menikmati masa pensiun berdua tanpa berpikir sebuah kenyataan dimana salah satunya akan hidup sendirian lebih lama. Itu yang kemudian membuat banyak wanita tidak siap menjalani masa pensiun sendiri dan berakhir dengan kesulitan. Cobalah untuk sesegera mungkin mempersiapkan dana pensiun Anda. Bila memang Anda bisa menghabiskan masa pensiun berdua dengan pasangan, itu patut disyukuri. Dana pensiun yang telah Anda siapkan bisa untuk tambah-tambah, jadi nggak ada ruginya, kan?

Kesenjangan upah kerja berdasarkan gender

Laki-laki cenderung memiliki pekerjaan dengan gaji lebih tinggi daripada wanita yang sebagian besar disebabkan oleh anggapan/persepsi bahwa pekerjaan (terutama) di sektor formal seharusnya dikerjakan oleh pria dan tidak cocok untuk wanita. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, tenaga kerja saat ini didominasi oleh kaum pria, sedangkan hanya 53% dari jumlah wanita Indonesia yang bekerja, dan sebanyak 55% dari mereka bekerja di sektor informal dan UMKM sehingga jumlah gaji yang diterima jadi lebih rendah. Perbedaan gaji antara wanita dan pria adalah sebesar 23%, meski sama-sama berstatus sebagai pekerja penuh waktu (full time).

Hal tersebut juga berdampak pada tingginya persentase rumah tangga di Indonesia yang pendapatan suami lebih besar dari sang istri. Dengan begitu, membuat wanita kurang mampu membangun aset kepemilikan sehingga wanita akan memasuki masa pensiun dengan jumlah tabungan yang lebih sedikit. Oleh karena itu, sebagai wanita harus pintar-pintar mengelola keuangan, serta sebanyak mungkin menabung untuk dana pensiun terutama di awal-awal karir Anda. Jangan sia-siakan waktu emas tersebut hanya untuk bersenang-senang.

Terdapat isu kesetaraan gender

Isu kesetaraan gender bukan saja terjadi di Indonesia, namun juga di dunia. Bank dunia memperkirakan bahwa isu kesenjangan gender menyebabkan hilangnya pendapatan rata-rata 15% di 36 negara-negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), yang 40% diantaranya disebabkan oleh adanya entrepreneurship gaps. Di Indonesia sendiri, kesempatan bersekolah bagi anak perempuan dan laki-laki sudah hampir setara. Namun, masalah muncul ketika mereka memasuki dunia kerja karena terjadi penurunan hingga 50% dari kaum wanita yang bekerja. Peran wanita yang juga sebagai ibu dan istri mungkin menyebabkan suatu hambatan bagi pekerja wanita untuk meneruskan karirnya. Selain itu, bias gender juga terjadi di berbagai bidang pekerjaan. Menurut data BPS tahun 2017, hanya ada 30% wanita yang berkecimpung di bidang industri Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Kaum wanita menginginkan bias gender tersebut dapat diminimalisir agar mereka mendapat kesempatan yang sama dengan pria di berbagai bidang.

Melihat kenyataan yang terjadi, kaum wanita harus bisa mengatur hidupnya dengan baik. Memanfaatkan kemampuan dan waktu yang dimilikinya sekarang untuk mempersiapkan masa depan. Salah satu caranya adalah dengan pandai mengatur keuangan sendiri dengan benar agar tidak menyesal di kemudian hari.

Wanita punya banyak peran

Seorang wanita yang bekerja juga memiliki peran sebagai istri di rumah tangganya, dan ibu untuk anak-anaknya. Banyaknya peran yang harus wanita jalankan dalam satu waktu terkadang membuat mereka mau tidak mau harus mengorbankan pekerjaan dan mendapat pemasukan yang lebih sedikit. Seperti, pengalihan dari pekerja penuh waktu menjadi pekerja paruh waktu setelah mereka memiliki anak. Banyak wanita memilih merubah karir ke pekerjaan yang tidak terlalu menuntut setelah mereka menikah dan memiliki anak, dengan begitu akan mempengaruhi kapasitas penghasilan mereka sendiri.

Tidak ada solusi untuk permasalahan di atas karena sudah berakar pada pola sosial masyarakat yang kompleks dan sulit ditangani. Mungkin solusi yang bisa dilakukan adalah setiap pasangan perlu merencanakan kebutuhan keduanya selama masa pensiun berlangsung dan kaum wanita harus bisa mengupayakan tabungan yang lebih banyak untuk mengamankan keuangan mereka di masa depan.

Memiliki kesempatan yang terbatas

Meski di Indonesia kesempatan belajar antara pria dan wanita sudah mulai setara, namun kesempatan mulai terbatas ketika wanita menikah. Stigma sosial yang melekat di benak masyarakat Indonesia bahwa pria sebagai pemimpin keluarga harus lebih unggul, membatasi ruang gerak wanita sebagai pihak yang dipimpin. Meski demikian, tetap ada pria yang memiliki pemikiran terbuka dan tidak membatasi kesempatan yang bisa diraih oleh wanita. Untuk itu, sebagai wanita ketika mendapat kesempatan atau peluang, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya untuk menjadi mandiri. Bukan justru membiarkan kesempatan itu menjadikan Anda lupa diri dan merasa tidak perlu mempersiapkan masa depan. Apa yang akan terjadi nanti, tidak ada yang tahu. Jadi, gunakan waktu Anda saat ini dengan sebaik-baiknya.

Keinginan berbelanja yang lebih besar

Kaum wanita punya hobi berbelanja. Mereka sering kali menghabiskan penghasilan per bulan hanya untuk menghibur diri dengan berbelanja. Entah itu penghasilan yang didapat dari suami atau penghasilan yang didapat dari bekerja. Memang tidak ada yang salah dengan menghibur diri supaya tetap bahagia, namun cara menghibur diri, kan, ada banyak, tidak harus dengan terus-menerus berbelanja. Jika Anda lalai tidak memperhatikan kondisi keuangan saat ini dan nanti, dampaknya bisa saja buruk. Kebiasaan yang sudah Anda bangun akan sulit dihindari kedepannya. Jadi, bila saat ini Anda punya hobi berbelanja, apakah di masa depan akan ada jaminan Anda tetap bisa melakukannya? Jika tidak, tentu bisa membuat stres diri sendiri. Oleh karena itu, cobalah untuk mulai membatasi diri dengan tidak berbelanja secara berlebihan, hindari gaya hidup konsumtif, dan mulai kebiasaan rutin menabung demi kehidupan Anda di masa depan.

Itu enam alasan kenapa wanita harus peduli dengan kondisi keuangannya dan sebisa mungkin mencapai kemandirian finansial sehingga ketika kondisi perekonomian keluarga sedang buruk atau ketika suami kehilangan pekerjaan, maka kaum wanita sebagai istri bisa ikut menyelamatkan hidup keluarga sampai suami mendapatkan pekerjaan yang baru. Kaum wanita sebaiknya juga memiliki independensi finansial agar lebih siap menghadapi peristiwa tidak terduga dan mampu mewujudkan kehidupan masa depan yang terjamin. 

 

Referensi:

Sarah Miton. 11 Maret 2020. 3 reasons women can’t afford to ignore finances. Retirehappy.ca: https://bit.ly/2ULq7NB

Jackie Lam. 5 Maret 2020. Why Women Can’t Afford to Ignore Their Finances. MintLife Blog: https://bit.ly/2w3suTK