5 Mantra yang Akan Terus Membuat Anda Miskin

Ini mungkin terdengar heartless, dingin, dan insensitif, tapi bagi sebagian besar orang—bahkan mungkin orang terdekat Anda—menjadi miskin adalah pilihan. Tentunya, kita tidak sedang membicarakan kemiskinan akibat tagihan rumah sakit yang kelewat besar atau musibah yang mengharuskan mereka menjual seluruh aset berharganya. Kemiskinan opsional merupakan kondisi yang dialami oleh seseorang akibat meyakini satu atau beberapa gagasan yang tanpa sadar mampu membuat dirinya miskin.

Sedihnya, kebanyakan orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang menyabotase kesempatan masing-masing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, nyaman, dan berkecukupan. Salah satu faktornya adalah kebiasaan memelihara ‘mantra mental’ atau asumsi negatif tentang apa saja. Hal tersebut tak disangka mampu merampas posisi seseorang dari zona positifnya, memaksa dirinya mengubah berbagai bagian dalam hidupnya menjadi negatif, termasuk finansial.

Dengan terus mengulang perkataan-perkataan jelek, seseorang akan terbiasa untuk berpikir bahwa hidup adalah permainan yang penuh dengan kecurangan dan meyakini kebenaran kalimat ‘yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin miskin’.

Jika Anda merasa pernah beberapa kali (atau bahkan sering!) memelihara mantra mental yang negatif, seperti mengeluh atau berkata penuh kebencian pada diri Anda, cobalah untuk menghentikannya selama beberapa bulan dan lihat perbedaan yang Anda buat terhadap kondisi keuangan pribadi Anda. Ayo ingat-ingat kembali; Anda memiliki kuasa dan tanggung jawab penuh, lho, terhadap hidup dan finansial Anda, sehingga wajib hukumnya untuk selalu melakukan yang terbaik bagi diri sendiri.

So, jangan sekali-kali mendengungkan 5 kalimat berikut ini, ya:

‘Saya tidak mampu’
Saat Anda mengatakan kalimat ini, Anda sebenarnya sedang memicu seluruh rantai keputusan dalam pikiran, juga memancing mekanisme pembelajaran Anda. Kata-kata dan frase yang Anda ucapkan berulang kali akan mereprogram pikiran dan mengubah realitas Anda. Jadi jika Anda terus menerus berkata bahwa Anda tidak mampu melakukannya, maka sudah pasti, Anda tidak akan mampu melakukannya. Simple as that.

‘Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah dengan curang’
Sayangnya, kalimat ini telah menjadi sesuatu yang lazim bagi sebagian orang terlebih dalam mencapai tujuan finansial mereka. Asumsi bahwa menjadi kaya sudah pasti melibatkan cara-cara kotor dan curang hanya patut dimiliki oleh mereka yang malas. Setuju, dong, kalau berapa pun jumlah kekayaan yang kita inginkan di dunia harus didapatkan melalui kerja keras sehingga menawarkan keuntungan yang solid—sebanding dengan usaha kita?

‘Untuk menjadi kaya, Anda harus beruntung’
Sama seperti pernyataan sebelumnya, menjelaskan kekayaan dengan bergantung pada keberuntungan adalah cari lain bagi seseorang untuk beralasan di balik kekurangannya dalam berusaha dan mengambil risiko. Coba perhatikan orang-orang yang selalu berusaha, lebih sering beruntung, kan?

‘Mencari uang butuh waktu dan usaha yang lebih, bahkan sangat banyak’
Manusia menyukai hal-hal yang menyenangkan, bukan sesuatu yang sukar atau menyakitkan. Mereka juga lebih suka mendapatkan apa yang mereka mau secara cepat daripada harus menunda. Dari kalimat tersebut, terjawab mengapa manusia begitu menggemari sesuatu yang instan. Padahal jika sudah berniat dan berkomitmen, Anda pasti bisa menikmati setiap proses mencari uang secara tulus dan penuh suka cita.

‘My family comes first’
Persoalan menjadi kaya dan keluarga bukan sesuatu yang bersifat mutually exclusive, melainkan harus berjalan berdampingan. Jadi jangan segan untuk menyusun perencanaan keuangan sejak awal dan menetapkan aturan finansial bagi seluruh anggota keluarga. Karena tak ada cara lain untuk menunjukkan bahwa Anda peduli dengan keluarga Anda selain memberikan kehidupan yang nyaman dan serba cukup.