8 Cara Mudah Ajarkan Anak Mengatur Keuangan Sesuai Umurnya

Dari generasi ke generasi, ajaran untuk mengatur keuangan selalu menjadi penting. Tapi sayang, anak-anak justru tidak mendapat pelajaran tersebut di sekolah. Sehingga, orang tua yang bertanggung jawab penuh untuk mengajarkan anak mereka soal pengelolaan finansial. Sudahkah Anda melakukannya?

Dewasa ini kita bisa lihat ada banyak orang yang kesulitan memiliki tempat tinggal sendiri, ditambah memiliki utang kartu kredit yang menumpuk. Agar kesalahan yang sama tidak terulang pada generasi berikutnya, yuk, kita coba jalani kehidupan yang sehat secara finansial. Dengan begitu, kita bisa mengajarkannya kepada anak-anak agar mereka bisa melakukan hal yang sama kelak. Bagaimanapun, orang tua adalah pengaruh nomor satu pada pembentukan perilaku keuangan anak-anaknya. Jadi terserah kita, mau menjadikan mereka generasi yang gemar menabung dan berorientasi pada masa depan, atau menjadi generasi yang konsumtif. Berikut ini Investree punya beberapa cara mudah untuk mengajarkan anak Anda mengatur keuangan sesuai usianya. Simak ulasan di bawah ini, ya!

Untuk anak usia 3 – 5 tahun

Anak-anak yang berada di usia ini sudah dapat memahami konsep keuangan seperti menabung dan membelanjakan uang. Pelajaran yang harus diajarkan pada tahap ini adalah kemampuan menunda kepuasan saat ini untuk nanti. Anak-anak perlu belajar bahwa ketika mereka benar-benar menginginkan sesuatu, tidak ada salahnya untuk menunggu dan bersabar mengumpulkan uang untuk membelinya.

Cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajari mereka adalah dengan:

1. Berikan contoh

Ajak anak untuk sabar mengikuti antrian dan katakan bahwa tidak ada salahnya mau menunggu untuk sesuatu yang mereka inginkan.

2. Manfaatkan celengan untuk menabung

Buat tiga toples/celengan yang masing-masing diberi label "Tabungan", "Pengeluaran", dan "Amal". Setiap kali anak Anda menerima uang, baik dari hadiah ulang tahun atau hadiah atas prestasi mereka, minta mereka untuk membagi uang tersebut ke masing-masing celengan. Uang di celengan pengeluaran bisa mereka gunakan untuk pembelian kecil, seperti membeli permen atau stiker. Sedangkan, uang di celengan amal bisa mereka gunakan untuk saling berbagi. Terakhir, uang di celengan tabungan harus digunakan untuk pembelian besar atas sesuatu yang mereka inginkan.

3. Beri tahu nilai dari uang

Buat mereka mengetahui berapa harga barang yang diinginkannya dengan mengajak mereka berbelanja. Bantu mereka mengambil beberapa rupiah dari celengan untuk dibawa ke toko dan menyerahkan uang tersebut langsung ke kasir agar mereka lebih memahami nilai uang itu sendiri.

Untuk anak usia 6 – 10 tahun

Pada usia ini, Anda perlu mengajarkan mereka untuk membuat pilihan pembelian. Jelaskan kepada mereka bahwa uang itu terbatas sehingga penting untuk membuat pilihan dengan bijak. Karena kalau tidak, uang sifatnya mudah habis jika mereka tidak bisa mengendalikan penggunaannya, dan kalau sudah habis, mereka tidak punya apa-apa lagi untuk dibelanjakan. Pada tahap ini, Anda sudah bisa mempercayakan sejumlah uang kepada mereka untuk belanjakan. Setelah itu, lihat apakah mereka mampu bertanggung jawab atas uang yang Anda berikan.

Cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajari mereka adalah dengan:

1. Beri peluang untuk memilih

Anak-anak pada usia ini sebaiknya dibiasakan untuk memutuskan pembelian atas apa yang lebih mereka butuhkan. Kalau perlu ajak mereka untuk membandingkan harga. Tampilkan semua kemungkinan yang bisa mereka pilih dengan sejumlah uang yang mereka miliki. Tapi pastikan mereka memilih barang yang benar-benar dibutuhkan.

2. Berikan komisi, bukan tunjangan

Jangan terus-menerus memanjakan anak dengan memberi mereka uang begitu saja. Lebih baik beri mereka uang sebagai komisi atas pekerjaan yang telah mereka lakukan di sekitar rumah, seperti membersihkan kamar, membuang sampah, mencuci piring, atau atas suatu pencapaian yang berhasil mereka lakukan. Cara ini membantu mereka paham bahwa uang diperoleh dengan usaha, bukan datang dengan sendirinya.

3. Hindari pembelian impulsif

Ini dimulai dari diri Anda, cobalah untuk memberi contoh kepada mereka. Tunjukkan bahwa Anda tidak suka melakukan pembelian secara berlebihan. Sehingga mereka bisa mencontohnya. Ajarkan untuk membeli sesuatu karena memang membutuhkannya, atau ajak mereka untuk memilih produk diskon agar bisa menghemat pengeluaran.

Untuk anak usia 11 – 13 tahun

Di usia ini, Anda sudah bisa mengenalkannya konsep compound interest melalui produk investasi. Anda dapat beralih dari konsep menabung untuk jangka pendek ke tujuan keuangan yang lebih panjang. Ajak mereka untuk mulai melakukan investasi sederhana di instrumen yang paling aman (risiko rendah). Dengan begitu, lebih mudah untuk membuat mereka paham tentang konsep bunga majemuk bila mereka mau berinvestasi sejak dini.

Cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajari mereka adalah dengan:

1. Jelaskan dengan angka

Ketimbang hanya menjelaskannya secara abstrak, menggunakan angka tertentu akan lebih mudah mereka pahami. Jelaskan bila mereka bisa menyisihkan Rp100 ribu setiap bulan dari usia 14 tahun, dengan perkiraan bunga investasi 5% per tahun, saat mereka berusia 55 tahun, nilai uang tersebut akan menjadi sebesar Rp150 juta. Bayangkan kalau jumlah uang yang diinvestasikan lebih banyak, pasti nilai uang yang bertambah juga akan lebih besar.

2. Tetapkan tujuan jangka panjang

Minta mereka untuk memiliki impian yang ingin dicapainya dalam jangka panjang. Mungkin sesuatu yang lebih mahal daripada mainan. Buat mereka dengan senang hati melakukan pengorbanan saat ini untuk bisa mewujudkan impian tersebut di masa depan. Dengan begitu, mereka tidak akan keberatan melakukan penghematan. Misal, jika mereka terbiasa menghabiskan uang untuk jajan sepulang sekolah, kini saatnya mengajak mereka menyisihkan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang lebih berharga, seperti komputer/laptop atau gadget lainnya.

3. Tekankan pentingnya memberi

Begitu mereka mulai mendapat sedikit uang, pastikan Anda mengajarkan mereka juga untuk berbagi. Mereka dapat menyalurkan uang tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal itu dapat mengajarkan mereka untuk lebih bersyukur dan menumbuhkan kesenangan membantu sesama.

Untuk anak usia 14 – 18 tahun

Di usia ini, saatnya Anda mengajak mereka untuk membandingkan perguruan tinggi, dan pastikan untuk mempertimbangkan besar biayanya juga. Cari tahu biaya perguruan tinggi yang bisa Anda dapat dari kolega, situs web, atau bertanya langsung ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Tapi jangan biarkan biaya sekolah yang mahal mengecilkan semangat mereka untuk masuk ke perguruan tinggi. Jelaskan berapa banyak lulusan perguruan tinggi yang punya penghasilan lebih baik ketimbang mereka yang tidak bergelar sarjana, sehingga hal tersebut bisa menjadi investasi yang menguntungkan. 

Cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajari mereka adalah dengan:

1. Terbuka soal keuangan

Diskusikan seberapa banyak Anda bisa berkontribusi terhadap uang pendidikan mereka di perguruan tinggi. Setiap orang tua harus mencoba terbuka untuk membicarakan kemampuan ekonominya terhadap anak-anak, apalagi seputar pembiayaan uang sekolah. Beri mereka pilihan beberapa perguruan tinggi yang sesuai dengan anggaran Anda. Mengatasi masalah lebih awal dan mencoba terbuka kepada anak tentang apa yang Anda mampu lakukan akan membantu mereka untuk bersikap realistis. Bila mereka menginginkan lebih, dorong mereka untuk bisa mengusahakannya, baik itu melalui beasiswa, pinjaman mahasiswa, atau ajak mereka untuk berhemat guna bisa menabung uang kuliah sedini mungkin. 

2. Ajari soal kepuasan dan rasa syukur

Anak di usia remaja mungkin akan mudah terpengaruh oleh kehidupan sosialnya. Membandingkan dirinya dengan teman sebaya atau ingin memiliki sesuatu yang dimiliki temannya, itu biasa terjadi. Seperti membandingkan temannya yang dibelikan sepeda motor atau mobil baru, membandingkan pesta ulang tahun teman mereka yang lebih meriah, atau juga ingin memiliki smartphone temannya yang lebih canggih.

Nah, ini saatnya mengajarkan mereka bahwa kepuasan datangnya dari hati. Kalau terus membandingkan pasti tidak akan ada habisnya. Buat mereka bisa bersyukur atas apa yang telah mereka miliki.

3. Beri tanggung jawab atas rekening bank

Saat mereka telah dewasa, Anda dapat membiasakan mereka mengatur keuangannya sendiri dengan membuatkan mereka rekening bank sendiri. Dengan begitu, Anda memberi mereka tanggung jawab dan kepercayaan untuk mengelola keuangannya sendiri. Lebih baik lagi bila Anda melibatkan mereka atau mengajak mereka berkontribusi terhadap pendidikan mereka dengan mulai menabung dana pendidikan di rekening tersebut dari uang yang bisa mereka hasilkan sendiri.

Jangan khawatir bila Anda harus membuat anak-anak kecewa karena tidak menuruti semua yang mereka inginkan. Kita sebagai orang tua juga harus mengajarkan mereka bahwa hidup tidak selamanya berjalan sesuai keinginan, terkadang kita juga harus merasa kecewa. Sehingga mereka lebih siap menghadapi berbagai kenyataan di masa depan. Setuju nggak?

Referensi:

Dave Ramsey. 15 Ways to Teach Kids About Money. Daveramsey.com: https://bit.ly/2B5QUyg

Laura Shin. 15 Oktober 2013. The 5 Most Important Money Lessons To Teach Your Kids. Forbes.com: https://bit.ly/2B6v9ym