Agar Keuangan Anda Tetap Sehat, Lakukan Hal Ini!

Tujuan jangka panjang seringkali dianggap remeh oleh sebagian besar orang, terutama generasi milenial. Tampaknya, kaum milenial lebih mengutamakan pengeluaran untuk tujuan jangka pendek. Berdasarkan hasil penelitian yang dilansir dari thebalance.com, kaum milenial mengaku lebih mengutamakan tujuan kesenangan jangka pendek daripada menyisihkan uang untuk masa depan. Setidaknya sebanyak 87% dari generasi milenial mengatakan mereka bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk bersenang-senang meski uangnya terbatas. Kebanyakan milenial tidak berpikir dua kali mengeluarkan uang untuk sekadar makan malam di restoran dan liburan. Kebiasaan ini yang kemudian membuat kondisi keuangan mereka menjadi tidak sehat. Kalau sudah begini, harus ada yang dilakukan untuk mengembalikan kesehatan finansial mereka.

Apakah Anda termasuk generasi milenial dengan problematika di atas? Berarti, keuangan Anda juga perlu diperbaiki agar Anda bisa lebih menikmati hidup. Berikut Investree punya beberapa tips untuk Anda agar bisa menjaga kondisi keuangan tetap sehat. Simak ulasannya di bawah ini!

Bijak menggunakan kartu kredit dan aplikasi belanja

Ciri-ciri kondisi keuangan yang sehat ditandai oleh tingkat pengeluaran konsumtif yang tidak berlebihan, tidak terbebani oleh utang yang dominan, serta adanya keseimbangan antara pengeluaran konsumtif dengan pengeluaran yang sifatnya produktif. Ketika Anda memutuskan akan menggunakan kartu kredit, pastikan bahwa Anda telah benar-benar siap. Karena kartu kredit bisa menjadi godaan terbesar untuk menjadi semakin konsumtif. Namun, ketika seseorang tersebut telah siap, kartu kredit bisa menjadi alat untuk menghemat pengeluaran. Bagaimana bisa? Seperti menggunakan kartu kredit atau aplikasi belanja di saat ada penawaran promo diskon saja. Manfaatkan promo tersebut untuk menghemat pengeluaran, sembari Anda tetap bisa bersenang-senang. Tapi juga perlu diingat, ketika memanfaatkan promo tersebut, Anda tetap harus menyesuaikan dengan kemampuan finansial pribadi. Tentukan berapa besar anggaran belanja dan jangan sampai melebihinya.

Rutin mengecek kondisi kesehatan finansial

Langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah menghitung nilai aset lancar, seperti uang tunai di dompet, uang tabungan di bank, serta deposito. Jumlahkan semuanya dan bagi dengan besar pengeluaran Anda setiap bulan. Setidaknya Anda harus memiliki rasio dana tabungan yang nilainya minimal 3 sampai 6 kali besar pengeluaran bulanan. Baru keuangan Anda bisa dikategorikan sehat. Langkah kedua memeriksa kesehatan keuangan adalah dengan menghitung rasio utang. Jumlahkan semua utang yang Anda miliki. Bila jumlahnya tidak lebih dari 30% dari total pendapatan keseluruhan, berarti kondisi finansial Anda terbilang sehat. Terakhir, Anda harus memastikan arus kas setiap bulannya tidak terjadi defisit. Dengan selalu menjaga pengeluaran lebih kecil dari pendapatan bulanan, berarti Anda telah berupaya membuat kondisi keuangan Anda tetap sehat.

Dahulukan masalah yang mendesak

Saat Anda memeriksa kesehatan keuangan, Anda menemukan masalah yang membuat keuangan Anda menjadi kritis. Segerakan benahi masalah tersebut. Jangan terus menundanya, prioritaskan untuk segera diselesaikan. Misalkan, Anda mulai diberatkan oleh tagihan kartu kredit. Usahakan untuk segera melunasi tagihan tersebut meski harus ada pengeluaran lain yang dikorbankan. Karena bila tidak, bunga kartu kredit akan terus menggunung dan semakin menyulitkan keuangan Anda. Bila memang kartu kredit memberatkan kondisi finansial Anda, setelah Anda berhasil melunasinya, tidak ada salahnya untuk kemudian menutup kartu kredit tersebut.

Miliki tabungan dana darurat dan investasi

Hal yang tidak pernah lupa dan selalu diingatkan para pakar keuangan adalah usahakan untuk memiliki tabungan dan berinvestasi secara rutin. Dahulukan untuk menyisihkan uang tabungan setiap kali Anda menerima gaji. Kalau perlu, buat metode penarikan otomatis untuk setiap dana tabungan dan investasi yang akan Anda sisihkan. Paling tidak sisihkan 10% – 20% dari total pendapatan bulanan. Untuk membuat ini agar berhasil dan konsisten melakukannya, Anda perlu memiliki tujuan keuangan yang ingin dicapai. Ketika Anda sudah memiliki tujuan, Anda akan jadi lebih semangat untuk menabung atau berinvestasi. Tujuannya bisa untuk jangka panjang atau bisa dimulai dari tujuan jangka pendek dulu. Ketika tujuan jangka pendek berhasil terwujud, Anda tidak akan ragu untuk kembali melakukan investasi demi tujuan jangka panjang. Atau dengan memiliki asuransi dana pensiun, Anda sudah termasuk melakukan investasi untuk masa depan. Sehingga fokus untuk menjaga iuran asuransi hingga saatnya nanti Anda pensiun.

Pilih instrumen investasi yang tepat

Ketika Anda sudah memiliki tujuan keuangan yang jelas, Anda akan mudah menentukan instrumen investasi yang tepat. Apalagi saat ini sudah banyak informasi terkait instrumen investasi yang akan Anda pilih. Sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan finansial Anda. Bila misalkan, Anda menginginkan investasi untuk biaya sekolah anak dengan jangka pendek di bawah 5 tahun. Anda bisa mengandalkan reksa dana atau peer-to-peer/marketplace lending seperti Investree yang pilihan imbal hasil dan risiko investasinya bisa Anda pilih sendiri. Jika memang Anda memiliki tujuan jangka panjang, contohnya untuk dana pensiun, Anda bisa memanfaatkan reksa dana saham yang memberikan keuntungan berlipat ganda untuk jangka panjang.

Sama halnya dengan kondisi tubuh manusia, semakin sehat akan semakin baik. Begitu juga dengan kondisi finansial. Semakin sehat keuangan Anda, hidup Anda akan semakin bahagia. Tidak banyak pikiran dan Anda bisa fokus pada tujuan hidup di masa depan. Yuk, sama-sama jaga kesehatan finansial, dimulai dari diri Anda sendiri!

Referensi:
Andrea Woroch. 31 Januari 2018. 5 Smart Ways to Improve Your Financial Health. US News: http://bit.ly/2GBWloL
Bambang Priyo Jatmiko. 19 Februari 2019. Bangun Keuangan Pribadi yang Sehat dalam 6 Langkah. Kompas.com: http://bit.ly/2IMw7RO