Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Terhambat Karena Pasangan? Ini Cara Menghadapinya

Apakah Anda pernah atau sedang mengalami kondisi seperti judul artikel ini? Misalkan, pasangan Anda lebih memilih untuk merahasiakan ke mana uangnya pergi dan sudah kecanduan kartu kredit. Atau pengeluarannya sering melebihi anggaran yang telah ditentukan, serta menunda membayar tagihan. Bahkan, tidak tertarik sama sekali pada perencanaan keuangan jangka panjang, sedangkan Anda sangat concern ingin memilikinya. Kondisi seperti itu tak jarang sering membuat Anda galau dan bingung bagaimana harus menghadapinya.

Tidak ada solusi yang sempurna untuk menghadapi permasalahan ini. Karena hal ini sudah berkaitan dengan kepribadian yang dimiliki pasangan Anda. Yang sayangnya, dalam hal ini sangat berseberangan dengan Anda. Namun kali ini Investree ingin mencoba berbagi beberapa cara untuk menghadapi pasangan yang ternyata tidak memiliki minat yang sama dalam mempersiapkan keuangan jangka Panjang. Simak yang berikut ini!

Miliki tabungan sendiri, meski tanpa sepengetahuan pasangan

Punya pasangan yang tidak memiliki tujuan keuangan masa depan menjadi tantangan tersendiri. Karena justru akan menjadi godaan terbesar untuk menarik Anda ikut melakukan hal yang sama. Godaan untuk menghabiskan uang hari ini, tanpa mengkhawatirkan keuangan di masa depan. Tapi coba pikirkan kembali, terutama ketika Anda sudah memiliki anak, apakah Anda akan mengabaikan masa depan mereka? Anda harus tetap mempersiapkan masa depan anak meski hanya melakukannya seorang diri. Itu mengapa, tidak ada salahnya untuk memiliki tabungan ‘diam-diam’. Anda tetap harus menyimpan sedikit uang dari setiap pemasukan yang didapat. Bila Anda tidak bekerja, setidaknya uang pemberian dari pasangan setiap bulannya bisa ikut disisihkan. Nantinya, tabungan ini bisa bermanfaat untuk dana darurat, setidaknya untuk kepentingan anak Anda. Buat rekening tabungan atas nama sendiri agar pasangan tidak bisa mengaksesnya.

Cara ini memang terlihat curang, tapi kembali lagi – prioritas utama adalah masa depan anak yang harus dipersiapkan sedini mungkin. Terlebih lagi bila ada kondisi darurat, seperti anak yang tiba-tiba sakit dan Anda tidak memiliki asuransi kesehatan, tabungan ini bisa jadi sangat bermanfaat. Jangan sampai Anda menyesal kemudian.

Atur dana pensiun pribadi

Bila pasangan tetap tidak mau memikirkan masa depan keuangannya, bukan berarti Anda juga harus melakukan hal yang sama. Anda bisa mempertimbangkan untuk memiliki akun dana pensiun sendiri. Sehingga Anda pun tetap bisa menabung untuk masa pensiun Anda. Karena seperti yang diketahui, akun dana pensiun terikat pada satu individu saja. Bukan berlaku untuk satu keluarga. Jadi meskipun akun dana pensiun diwajibkan oleh tempat pasangan Anda bekerja, Anda juga harus memilikinya sendiri atas nama pribadi.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa ada sesuatu yang disisihkan demi hari tua Anda. Karena Anda dan pasangan punya perhatian atau fokus yang berbeda, Anda harus siap untuk mengupayakan sendiri. Tanpa banyak mengeluh atas pilihan yang telah Anda buat.

Ajak berhemat untuk tujuan jangka pendek dulu

Ketika pasangan Anda tidak memiliki tujuan keuangan jangka panjang, bukan berarti dia juga tidak tertarik menabung untuk tujuan jangka pendek. Sebenarnya, alasan kenapa seseorang tidak berminat menyimpan uang untuk kebutuhan jangka panjang adalah karena orang tersebut tidak memiliki orientasi pada kepuasan yang tertunda. Sebab, dengan kita mempersiapkan keuangan masa depan, berarti ada kesenangan saat ini yang harus ditunda. Konsep inilah yang harus dimengerti dan bisa Anda jadikan sebagai peluang.

Hmm… Peluang bagaimana maksudnya? Ya, coba ajak pasangan Anda mengumpulkan uang demi sesuatu yang menyenangkan untuk jangka pendek dulu. Misal, ajak berhemat untuk menabung kebutuhan liburan, mempersiapkan uang muka untuk membeli mobil, atau untuk membeli perhiasan. Taktik seperti ini secara perlahan akan mengenalkan manfaat menabung. Dari situ, pasangan Anda akan mulai berpikir bahwa manfaat menabung itu positif dan dapat membantu keuangan keluarga. Juga tidak menutup kemungkinan pasangan Anda akan mulai tertarik untuk mempersiapkan keuangan jangka panjang dengan menabung. Setelah dia terbiasa dengan aktivitas menabung, baru Anda bisa mulai memperkenalkannya ke instrumen investasi yang menguntungkan untuk jangka panjang. Ini memang akan memakan waktu, tapi masih lebih baik daripada Anda terus-terusan memperjuangkannya sendiri.

Berani memangkas pengeluaran yang tidak perlu

Jika pasangan Anda terus menerus memaksakan kebutuhan yang tidak darurat tapi cukup menguras kantong, Anda harus berani mengatakan tidak. Apalagi kalau sampai memberi dampak buruk pada kondisi keuangan Anda dan pasangan. Atau Anda bisa menegaskan kepada pasangan untuk membayar kebutuhan ekstra tersebut dengan uangnya sendiri. Secara tidak langsung, cara tersebut akan mengajak pasangan untuk ikut bertanggung jawab pada keuangan keluarga. Tidak ada salahnya berbagi tanggung jawab dengan pasangan, bila memang itu satu-satunya cara untuk membuat dia sadar dan peduli. Terkadang ini hanya persoalan menghentikan kebiasaan lama dan menciptakan kebiasaan baru. 

Bicara soal keuangan dengan cara yang berbeda

Mari ingat-ingat kembali, apakah diskusi soal rencana keuangan jangka panjang dengan pasangan telah dilakukan dengan benar? Cobalah untuk membicarakan hal-hal yang positif. Seperti bertanya tentang kesuksesan finansial terbesar yang ingin dicapainya. Pelajari bagaimana keinginan dan cara pasangan Anda memandang soal perencanaan keuangan. Jangan enggan mendengarkan pendapat pasangan karena ini bukan soal menang atau kalah. Tapi tentang bagaimana Anda dan pasangan bisa saling memahami satu sama lain demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Setiap perbedaan pasti ada jalan tengah yang bisa ditemukan bersama-sama. Jalan tengah didapat dengan cara berdiskusi dengan pasangan secara baik-baik. Satu sama lain harus bisa menghargai keinginan dan pemikiran masing-masing. Karena jika yang ada hanya saling memaksakan kehendak, jalan tengah pun tidak akan pernah ditemui. Semoga ulasan di atas bermanfaat, ya. Karena bagaimana pun semuanya akan kembali lagi kepada diri Anda dan pasangan.

Referensi:
Jeff Rose. 5 Februari 2019. What If You and Your Spouse Have Different Financial Goals?. Good Financial Cents: https://bit.ly/2JAeDKC
Natalia Lusinski. 26 Oktober 2017. What Are Financial Red Flags In A Relationship? 11 Signs Your Partner's Spending Habits Are Worrisome. Bustle.com: https://bit.ly/2HRBhvl
Lorie Konish. 7 November 2017. How couples can overcome financial incompatibility. CNBC: https://cnb.cx/2ztdsno