Expert Article Prita Ghozie: Kekuatan Baru bagi Permodalan Usaha Anda, Working Capital Term Loan dan Buyer Financing

Sebagai pebisnis, hal penting yang harus dipahami adalah seputar manajemen keuangan usaha karena poin ini adalah nadi sebuah bisnis. Punya produk bagus, jago dalam pemasaran, tetapi salah dalam mengelola keuangan bisa berdampak pada bisnis yang tak kunjung profit. Salah satu hal yang sering menjadi derita para pebisnis UKM adalah urusan permodalan. Ternyata, urusan modal bukan hanya dipikirkan di awal saja, tetapi juga akan menjadi kebutuhan sepanjang perjalanan bisnis. Apalagi jika ada kebutuhan untuk melakukan perluasan usaha yang membutuhkan modal kerja tambahan.

Sebelum memutuskan sumber dana untuk permodalan kebutuhan bisnis, Anda juga bisa melakukan beberapa hal yang dapat mengurangi biaya modal. Bernegosiasi dengan vendor sebelum menandatangani kontrak dan meminta penawaran terbaik adalah suatu keputusan yang cerdas dan bijak dalam manajemen keuangan usaha. Banyak vendor memberikan diskon terhadap pembelian dengan kuantitas besar dan pelunasan pembelian sebelum tiga puluh hari. Jika dimanfaatkan dengan baik maka insentif ini dapat mengurangi biaya usaha.

Berikutnya adalah memiliki catatan keuangan usaha. Pada bisnis berskala besar ada akuntan khusus yang menggunakan software akuntansi profesional. Namun dengan kemajuan teknologi dan informatika, bisnis UKM pun dapat menguasai dasar-dasar akuntansi dan memastikan catatan keuangan mereka teratur. Anda hanya perlu menggunakan software akuntansi yang banyak ditawarkan dengan basis aplikasi atau pun menggunakan sistem point of sales (POS) yang sudah banyak dibuat oleh startup untuk skala usaha UKM. Hal ini ternyata dapat membantu bsinis dalam mencari alternatif pinjaman modal yang lebih ekonomis.

Lalu setelah kebutuhan modal telah diketahui dengan akurat, maka berikutnya adalah memutuskan dari mana sumber dananya. Alternatif pertama dapat dikumpulkan dari tabungan pribadi. Namun, hal ini bisa berpotensi membahayakan keuangan rumah tangga apabila bersumber dari dana investasi yang sudah diperuntukkan untuk tujuan keuangan tertentu.

Alternatif kedua adalah pengajuan pinjaman modal usaha ke bank atau koperasi. Sayangnya, pinjaman jenis ini umumnya membutuhkan Anda untuk sudah menjalankan usaha setidaknya selama 2 (dua) tahun. Tujuannya agar pihak bank dapat melakukan studi kelayakan yang mempertimbangkan kemampuan usaha untuk membayar pinjaman ke depannya. Alternatif lain adalah mengambil pinjaman dana tunai atau pinjaman tanpa agunan. Pahami bahwa cicilan pinjaman sebaiknya dibayarkan dari hasil penjualan usaha, bukan gaji suami. Namun sayangnya, alternatif ini kadang memakan waktu proses yang cukup lama sehingga berbagai peluang bisnis dapat terlewatkan.

Untungnya, saat ini mulai banyak alternatif pembiayaan modal yang lebih ramah untuk para pebisnis UKM. Salah satunya adalah program pinjaman baru dari pionir marketplace lending Investree yaitu Working Capital Term Loan (WCTL) dan Buyer Financing sebagai kekuatan baru bagi permodalan UKM Indonesia. Dua alternatif ini bisa menjadi solusi menarik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Mari kita cocokkan program mana yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Program WCTL bertujuan untuk pemenuhan modal usaha bagi Borrower yang memiliki salah satu dari beberapa keunikan model kerja sama dengan pihak ketiga. Tidak menutup kemungkinan pula, bagi bisnis yang masih dijalankan secara konvensional namun memiliki pencatatan transaksi penjualan yang baik. Investree menghargai setiap keunikan model bisnis dan memberikan fasilitas pinjaman modal kerja yang sesuai dengan bisnis Anda. Coba perhatikan, apakah saat ini bisnis Anda menggunakan salah satu dari teknologi keuangan ini?

  • Pemasukan penjualan melalui pembayaran digital dan transfer bank.
  • Rekam jejak penerimaan pembayaran melalui sistem cash on delivery (COD) melalui penyedia jasa logistik.
  • Kontrak kerja berjangka atau Surat Perintah Kerja (SPK) dari pihak ketiga.
  • Pencatatan penjualan melalui aplikasi sistem kasir (POS/Point of Sales).

Nah, jika bisnis Anda menggunakan salah satu dari 4 (empat) poin di atas, maka Investree dapat melakukan analisis keuangan untuk menentukan kelayakan usaha untuk mendapatkan modal usaha melalui program WCTL. Pahami bahwa untuk mendapatkan pembiayaan modal dengan program WCTL maka bisnis Anda haruslah berbentuk PT atau CV.

Berbeda dengan program WCTL, program Buyer Financing adalah pinjaman modal kerja jangka pendek yang memberikan solusi mudah dan cepat bagi usaha yang membutuhkan kecukupan modal untuk pembelian barang dalam partai besar atau stock opname, guna memenuhi permintaan customer. Jaminan  yang digunakan berupa surat pemesanan barang atau purchase order (PO). Pencairan pinjaman langsung ditujukan kepada korporasi ritel besar untuk pesanan barang sesuai surat pesanan barang PO Anda. Proses verifikasi akan dilakukan antara Investree dengan korporasi ritel besar yang terafiliasi dengan Anda dan Investree.

Untuk dapat menikmati program ini, bisnis Anda boleh berbentuk PT dan CV atau pun perorangan. Jika bisnis Anda memenuhi kategori ini, maka program Buyer Financing dari Investree dapat menjadi pilihan yang optimal.

  • Menjadi pembeli grosir dari korporasi ritel besar.
  • Mempunyai pesanan barang dari korporasi ritel besar dengan rekam jejak pembayaran yang baik.
  • Mendapatkan validasi dari korporasi ritel besar yang terafiliasi.

Wah, ternyata solusi pembiayaan modal untuk bisnis zaman sekarang sudah banyak sekali alternatifnya. Pemilihan mitra yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha serta kesehatan keuangan usaha. Pahami dan kelola manajemen keuangan usaha Anda dengan bijaksana agar Anda bisa menjadi bagian dari #IndonesiaBisaTumbuh.